Dinosaurus berkepala kubah, atau pachycephalosaur, merupakan kelompok dinosaurus herbivora dari periode Kapur yang dikenal dengan tengkorak tebalnya yang khas. Fosil mereka tergolong langka, dan sebagian besar yang ditemukan hanyalah fragmen tengkorak, sehingga menyulitkan para ilmuwan untuk memahami sepenuhnya tentang dinosaurus unik ini.
Namun, penemuan fosil terbaru di Mongolia memberikan titik terang baru. Fosil yang diberi nama Zavacephale rinpoche ini berusia sekitar 108 juta tahun, menjadikannya pachycephalosaur tertua yang pernah ditemukan. Yang lebih istimewa, fosil ini merupakan yang terlengkap, mengungkap gambaran utuh tentang bentuk tubuh awal dinosaurus berkepala kubah.
Paleontolog dari Royal Ontario Museum, David Evans, menyebut penemuan ini sebagai "spesimen yang sudah lama dinantikan" bagi para peneliti dinosaurus berkepala kubah.
Zavacephale rinpoche berukuran relatif kecil, hanya sekitar satu meter dengan berat sekitar 9 kg. Walaupun ukurannya mungil dibandingkan kerabatnya, fosil ini sangat berharga karena memberikan informasi lengkap tentang tulang-tulang tubuhnya, termasuk anggota badan, bahu, pinggul, hingga ekor dengan tendon yang mengeras menjadi tulang. Bahkan, fosil ini mencatat jari-jari tangan pertama yang pernah ditemukan pada kelompok pachycephalosaur.
Menurut paleontolog dari North Carolina Museum of Natural Sciences, Lindsay Zanno, selama ini yang sering ditemukan hanyalah kubah tengkoraknya saja. Ia mengilustrasikan kesulitan penemuan fosil lengkap dengan perumpamaan "setengah bola bowling di atas tusuk gigi", dimana hanya bagian kubah yang kuat yang mungkin bertahan.
Analisis mikroskopik pada tulang kaki Zavacephale rinpoche menunjukkan bahwa dinosaurus ini belum dewasa saat mati, namun sudah memiliki kubah kepala yang tebal. Pola ini mirip dengan dinosaurus lain yang mengembangkan hiasan tengkorak seperti tanduk sejak remaja. Ilmuwan menyebutnya "fase punk" dinosaurus, masa remaja dengan tampilan mencolok yang mungkin digunakan untuk menarik pasangan atau menunjukkan dominasi.
Penemuan Zavacephale rinpoche juga memaksa ilmuwan untuk meninjau ulang asal-usul pachycephalosaur. Sebelumnya, dinosaurus seperti Wannanosaurus dianggap mewakili tahap awal dengan tengkorak yang hanya sedikit menebal. Namun, bukti baru menunjukkan bahwa kubah penuh ternyata berkembang lebih awal dari dugaan.
Fakta bahwa kubah berkembang sejak usia muda juga berarti banyak fosil yang selama ini dianggap spesies dewasa mungkin sebenarnya hanya individu remaja. Hal ini memperkuat dugaan bahwa dinosaurus seperti Dracorex dan Stygimoloch sebenarnya hanyalah versi muda dari Pachycephalosaurus.
Para peneliti juga mencatat bahwa Zavacephale rinpoche memiliki kaki belakang yang panjang, berbeda dari pachycephalosaur yang lebih besar dan berkaki pendek. Hal ini mungkin mencerminkan perubahan perilaku sosial, misalnya kemampuan berlari lebih cepat sebelum evolusi perilaku adu kepala memerlukan kaki yang lebih kokoh.
Fungsi kubah dinosaurus ini masih menjadi perdebatan. Apakah digunakan untuk adu kepala, pamer kepada lawan jenis, atau sekadar “fashion statement” prasejarah? Yang jelas, kubah ini menjadi ciri khas mereka selama puluhan juta tahun—sebuah gaya yang diukir dalam tulang.