Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas dunia sempat mengalami penurunan setelah bank sentral Amerika Serikat (The Fed) memutuskan untuk memangkas suku bunga. Peristiwa ini cukup mengejutkan, mengingat sebelumnya harga emas terus mencetak rekor tertinggi menjelang pengumuman kebijakan The Fed.
Pada hari Rabu (17/9/2025), harga emas dunia turun 0,81% menjadi US$3.659,67 per troy ons. Penurunan ini terjadi setelah sempat mencapai level tertinggi intraday di US$3.707,4 per troy ons. Pelemahan ini mengakhiri tren penguatan harga emas selama tiga hari berturut-turut. Namun, pada perdagangan hari ini, Kamis (18/9/2025), harga emas dunia di pasar spot kembali menguat 0,26% menjadi US$3.669,90 per troy ons.
Penurunan harga emas ini terjadi setelah The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) ke level 4,00-4,25%. The Fed juga mengisyaratkan adanya dua pemangkasan suku bunga lagi di masa depan. Hal ini di luar dugaan, karena seharusnya harga emas cenderung naik saat suku bunga dipangkas.
Penurunan harga emas ini disebabkan oleh aksi ambil untung oleh investor dan penguatan dolar AS yang menekan harga menjelang pengumuman kebijakan moneter The Fed. Penguatan indeks dolar AS (DXY) sebesar 0,25% ke level 96,87 pada hari Rabu (17/9/2025) juga turut menekan harga emas.
Menurut analis StoneX, Rhona O’Connell, beberapa kali harga emas mendekati level US$3.700, namun kemudian kembali turun, yang mengindikasikan adanya pelaku pasar opsi yang mempertahankan level tersebut.
Meskipun demikian, Deutsche Bank menaikkan proyeksi harga emas tahun depan menjadi rata-rata US$4.000 per ons, dari sebelumnya US$3.700 per ons, dengan alasan faktor nilai tukar dan suku bunga yang mendukung kenaikan lebih lanjut.
Di India, pasokan emas perhiasan dan koin bekas masih langka karena banyak investor yang memperkirakan harga emas akan terus naik.
The Fed mengumumkan suku bunga pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (18/9/2025). Ini merupakan pemangkasan pertama sepanjang tahun ini dan pertama kali setelah The Fed menahan suku bunga dalam lima pertemuan sebelumnya.
Dalam pernyataan resminya, The Fed menjelaskan bahwa pertumbuhan aktivitas ekonomi melambat pada paruh pertama tahun ini. Pertumbuhan lapangan kerja juga menurun, dan tingkat pengangguran naik tipis namun tetap rendah. Inflasi meningkat dan masih berada pada level yang agak tinggi.
The Fed tetap berupaya untuk mencapai target inflasi di kisaran 2% dalam jangka panjang. Ketidakpastian mengenai prospek ekonomi tetap tinggi.
Pelemahan yang terjadi pada emas juga berdampak pada harga perak. Pada penutupan perdagangan hari Rabu (17/9/2025), harga perak jatuh 2,09% di level US$41,65 per troy ons. Namun, pada perdagangan hari ini, Kamis (18/9/2025), harga perak menguat 0,45% di level US$41,84 per troy ons.