Artis Wanda Hamidah mencatatkan namanya sebagai satu-satunya perwakilan dari Indonesia, sekaligus seorang wanita, yang ikut serta dalam misi kemanusiaan menuju Gaza dengan tajuk Global Sumud Flotilla. Keikutsertaan ini menjadi langkah monumental dalam upaya global untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Palestina yang telah lama berada di bawah blokade ketat Israel.
Pada hari Selasa, 16 September 2025, Wanda Hamidah bersama sejumlah aktivis kemanusiaan dari Tunisia dan Aljazair memulai perjalanan dengan kapal Kaiser, berlayar dari Pelabuhan Sidi Bou Said, Tunisia. Keberanian mantan anggota DPR ini sebagai satu-satunya wanita di kapal tersebut mencerminkan tekadnya yang membara untuk berada di garda terdepan dalam aksi kemanusiaan.
Perjalanan Kemanusiaan Menuju Gaza Dimulai dari Tunisia
Momen keberangkatan Wanda dan rombongan diabadikan dalam unggahan Instagram Chiki Fawzi, putri dari musisi Ikang Fawzi dan almarhumah Marissa Haque. Video tersebut menampilkan suasana haru saat keduanya berpelukan erat sebelum keberangkatan.
Doa dan air mata mengiringi kepergian Wanda dalam menjalankan misi kemanusiaan di Jalur Gaza. "Bismillah, Allah jaga kak @wandahamidahbsa is sailing to Gaza! Tumpah air mataku kak!!!" tulis Chiki di akun Instagramnya.
"Aku saksikan dari dekat perjuanganmu tiap hari kak!! Menjadi satu-satunya perempuan di kapal. Kita ikut jaga dan dampingi yuk!!" lanjutnya.
Chiki juga membagikan informasi tentang cara melacak perjalanan kapal Kaiser.
"Pantau kapal Kak Wanda di tracker: https://globalsumudflotilla.org/tracker. Nama kapal: Kaiser, baru berlayar dari pelabuhan Sidi Bou Said, Tunisia," jelasnya.
Dalam unggahan yang penuh emosi, Chiki tidak hanya menuliskan doa dan dukungan, tetapi juga mengungkapkan perasaan campur aduk antara kesedihan dan kebanggaan melihat perjuangan Wanda mewakili Indonesia. Ia menggambarkan momen tersebut sebagai panggilan hati untuk menjawab penderitaan rakyat Gaza, seraya memanjatkan doa agar perjalanan sahabatnya itu dilindungi Allah.
"Sedih dan bangga kak!! Kalau pinjem istilah bang @new_risalahamar: Kita jawab panggilan Gaza," ungkapnya.
"Ya Allah, sampaikan kami ke Gaza. Ya Allah, plis jaga kak Wanda," lanjutnya.
Rintangan Berat Menuju Gaza
Sebelum akhirnya berlayar, Wanda, yang berusia 47 tahun, bersama ratusan aktivis kemanusiaan dari berbagai negara sempat tertahan di Tunisia selama beberapa hari. Penundaan ini disebabkan oleh kesulitan mendapatkan kapal yang siap menembus blokade laut Israel, serta ancaman keamanan yang selalu menghantui.
Banyak relawan dari berbagai negara, termasuk Indonesia, akhirnya memilih kembali ke negara asal karena berbagai kendala teknis dan faktor keamanan. Namun, Wanda tetap bertahan di Tunisia hingga ada kepastian untuk berangkat.
"Banyak delegasi yang sudah kembali pulang ke Tanah Air. Termasuk juga delegasi dari Indonesia dan nggak cuma dari Indonesia yang kembali pulang ke Tanah Air. Banyak banget, delegasi dari Perancis, Afrika Selatan, dari Jerman, dari seluruh dunia hampir semuanya sudah kembali pulang ke negara masing-masing," ungkap Wanda.
"Mestinya kita berangkat tanggal 4, dan ini udah tanggal 17. Jadi telatnya telat banget dan tanpa kepastian. Kenapa saya masih di sini, karena saya masih menunggu dengan sabar kapal-kapal yang direparasi, dibetulin," tegasnya.