Rekonstruksi kasus mutilasi yang menggemparkan Surabaya, dengan korban Tiara Angelina Saraswati, di sebuah rumah kos di Jalan Lidah Wetan, berubah menjadi mencekam. Insiden aneh terjadi saat rekonstruksi adegan penusukan oleh pelaku, Alvi Maulana. Pintu kos tiba-tiba menutup sendiri dengan keras, membuat petugas yang berjaga terkejut.
Alvi Maulana, tersangka pembunuh Tiara, menjalani rekonstruksi 33 adegan di lokasi kejadian, termasuk momen pembunuhan di lantai 2. Saat adegan ke-8, ketika Alvi memeragakan penusukan, pintu di lantai 1 yang sebelumnya dikunci oleh korban, mendadak tertutup dengan suara keras.
Petugas yang berjaga segera membuka pintu tersebut, mengira angin menjadi penyebabnya. Namun, keheranan muncul ketika pintu kembali menutup dengan sendirinya, padahal tidak ada angin yang bertiup. Seorang anggota kepolisian bahkan bergumam, "Tidak ada angin padahal, kok pintunya menutup sendiri begini."
Kejadian ini semakin misterius karena lokasi kos tertutup oleh bangunan kosong di depannya, menghalangi potensi datangnya angin. Seorang petugas bahkan sempat berujar, "Angin dari mana ini? Padahal tidak ada angin. Mbak, kita mau mencari keadilan buat mbaknya (Tiara)." Pintu tersebut akhirnya tidak lagi menutup setelah pelaku turun untuk memperagakan adegan mutilasi di kamar mandi lantai 1.
Selain kejadian mistis, rekonstruksi juga diwarnai amarah warga. Kedatangan Alvi dengan baju tahanan dan kepala plontos memicu emosi warga yang sudah berkumpul di sekitar lokasi sejak pagi. Cacian seperti "Bangsat, jancok!" dan "Bajingan!" terdengar saat Alvi memasuki gang menuju rumah kos.
Polisi berupaya menenangkan massa agar rekonstruksi tetap berjalan lancar. Kasat Reskrim Polres Mojokerto menyatakan bahwa Alvi memperagakan 33 adegan, mulai dari menjemput korban hingga membuang potongan tubuhnya.
Kasus mutilasi ini terungkap setelah Alvi membunuh Tiara pada 31 Agustus 2025 dini hari, akibat cekcok di kos. Pelaku menusuk leher korban hingga tewas, kemudian memutilasi jasadnya di kamar mandi. Bagian kepala korban disembunyikan di belakang lemari, sedangkan potongan tubuh lainnya dibuang di kawasan Pacet, Mojokerto.