Tiram: Pahlawan Baru dalam Perang Melawan Krisis Iklim?

Akuakultur, khususnya budidaya tiram, seringkali dipandang sebagai solusi menjanjikan untuk krisis iklim. Namun, perdebatan panjang muncul mengenai peran sebenarnya tiram dalam menjaga lingkungan. Benarkah tiram adalah pahlawan atau justru menambah masalah emisi karbon?

Dulu Dituduh, Kini Dibela: Dilema Karbon Tiram

Awalnya, tiram dicurigai karena proses pembentukan cangkangnya (kalsifikasi) melepaskan karbon dioksida (CO2). Ditambah lagi, respirasi tiram juga menghasilkan CO2. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa budidaya tiram skala besar justru memperparah emisi karbon.

Riset Terkini Ungkap Fakta Mengejutkan

Sebuah riset terbaru memberikan angin segar. Penelitian ini menunjukkan bahwa tiram memiliki kemampuan "super" yang selama ini terabaikan: kemampuannya menyaring makanan (fitoplankton) memicu peningkatan produksi organik di sekitarnya. Proses ini menyerap karbon 2,39 kali lebih banyak dibandingkan karbon yang tersimpan di cangkangnya!

Lebih lanjut, air di sekitar tiram menjadi lebih basa, meningkatkan kemampuannya menyerap CO2 dari udara. Dengan kata lain, tiram tidak hanya membersihkan air, tetapi juga membantu mengurangi polusi udara.

Kepadatan Ideal: Kunci Keberhasilan Budidaya Tiram

Penelitian ini juga menyoroti pentingnya kepadatan populasi tiram. Kepadatan yang moderat terbukti paling efektif dalam meningkatkan produktivitas fitoplankton dan memaksimalkan penyerapan karbon. Sebaliknya, kepadatan yang berlebihan menyebabkan persaingan makanan dan menghambat pertumbuhan fitoplankton, sehingga menurunkan efisiensi penyerapan karbon.

Kesimpulan: Tiram, Potensi Pahlawan Iklim yang Terlupakan

Riset ini membuktikan bahwa tiram berpotensi menjadi pahlawan dalam memerangi krisis iklim. Budidaya tiram yang dikelola dengan baik menawarkan manfaat ganda: sumber pangan berkelanjutan dan kontribusi signifikan dalam menyerap emisi karbon.

Jadi, saat menikmati hidangan tiram, kita tidak hanya menikmati kelezatan seafood, tetapi juga mendukung upaya pelestarian lingkungan.

Scroll to Top