DUBLIN – Presiden Irlandia, Michael D. Higgins, menyerukan tindakan tegas terhadap Israel dan negara-negara yang memasok senjata kepadanya. Ia mendesak agar mereka dikeluarkan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena tindakan genosida yang dilakukan di Gaza. Menurut Higgins, negara-negara yang memasok senjata juga sama bertanggung jawabnya karena mendukung genosida tersebut.
Seruan keras ini muncul setelah tim ahli independen yang ditunjuk oleh Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB menyimpulkan bahwa Israel telah melakukan genosida di Gaza. Temuan tim yang terdiri dari tiga orang ini menambah daftar panjang tuduhan genosida terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, di tengah perang brutal Israel di Gaza yang telah menyebabkan puluhan ribu kematian.
Komisi Penyelidikan Wilayah Palestina yang Diduduki dan Israel, yang dibentuk empat tahun lalu, secara konsisten mendokumentasikan dugaan pelanggaran HAM sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas. Meskipun komisi ini tidak memiliki wewenang untuk mengambil tindakan terhadap masing-masing negara, temuannya dapat digunakan oleh jaksa penuntut di Mahkamah Pidana Internasional (ICC) maupun Mahkamah Internasional PBB (ICJ). Israel sendiri menolak bekerja sama dengan komisi tersebut dan menolak tuduhan genosida sebagai tindakan antisemit.
Dalam sebuah pernyataan publik, Higgins menekankan pentingnya "mengucilkan mereka yang melakukan genosida, dan mereka yang mendukung genosida dengan persenjataan." Ia menambahkan, "Kita harus mempertimbangkan pengucilan mereka dari PBB, dan kita tidak boleh ragu lagi untuk mengakhiri perdagangan dengan orang-orang yang melakukan hal ini terhadap sesama manusia kita."
Higgins juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap Presiden Israel Isaac Herzog yang dianggap memberikan informasi yang tidak benar mengenai bantuan kemanusiaan Irlandia untuk warga Palestina di Gaza. Ia menjelaskan bahwa saat bertemu di Vatikan, Herzog meyakinkannya bahwa kiriman bantuan akan segera sampai, namun Higgins kemudian mengetahui bahwa bantuan tersebut tertahan di Amman, Yordania, dan tidak diizinkan masuk oleh Israel.
Lebih lanjut, Higgins mengkritik Uni Eropa karena beberapa negara anggotanya terkesan diam dalam menghadapi kelaparan buatan manusia di Gaza. Ia menyatakan bahwa Uni Eropa tidak dapat menyebut dirinya sebagai serikat jika gagal bertindak melawan Israel.