Rupiah Tertekan! Dolar AS Perkasa, Mata Uang Asia Berguguran

Jakarta, Indonesia – Mayoritas mata uang Asia mengalami tekanan terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini. Rupiah termasuk yang paling terpukul, melanjutkan tren pelemahan sejak hari sebelumnya.

Pada pukul 09.15 WIB, rupiah merosot 0,36% ke level Rp16.560 per dolar AS. Kemarin, rupiah telah menembus level psikologis Rp16.500 dengan pelemahan 0,46%.

Won Korea memimpin pelemahan mata uang Asia, terdepresiasi 0,44% menjadi KRW 1394,21 per dolar AS. Ringgit Malaysia menyusul dengan penurunan 0,31% di MYR 4,207 per dolar AS. Dong Vietnam dan peso Filipina mencatatkan penurunan serupa sebesar 0,12%.

Dolar Taiwan dan dolar Singapura juga tak luput dari tekanan, masing-masing melemah 0,10% dan 0,09%. Saat ini, dolar Taiwan diperdagangkan di TWD 30,127 per dolar AS, sementara dolar Singapura di SGD 1,2829 per dolar AS.

Yen Jepang dan rupee India pun ikut merasakan dampak penguatan dolar AS, meskipun hanya tipis masing-masing 0,02% dan 0,03%.

Menguatnya indeks dolar AS (DXY) menjadi salah satu penyebab utama pelemahan mata uang Asia. DXY terus menguat sejak keputusan The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuannya untuk pertama kali di tahun 2025. Saat ini, DXY berada di level 97,448, naik 0,10%.

Penguatan dolar AS juga didukung oleh data tenaga kerja AS yang lebih baik dari perkiraan. Klaim pengangguran dilaporkan turun signifikan, menandakan pasar tenaga kerja AS masih kuat.

Pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell setelah pemangkasan suku bunga juga turut memengaruhi pasar. Powell menekankan bahwa pemangkasan tersebut sebagai langkah manajemen risiko terhadap potensi perlambatan ekonomi, namun bank sentral tidak terburu-buru untuk melakukan pelonggaran lebih lanjut.

Kombinasi data ekonomi AS yang solid, sikap The Fed yang hati-hati, dan penguatan indeks dolar mendorong investor untuk kembali memburu aset dolar AS.

Scroll to Top