Penyebab Keracunan Makanan Program Bergizi Gratis Terungkap!

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang bertujuan mulia, sayangnya diwarnai insiden keracunan makanan yang menimpa sejumlah siswa di berbagai daerah. Badan Gizi Nasional (BGN) akhirnya angkat bicara mengenai akar permasalahan ini.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa faktor pemicu keracunan bervariasi. Salah satunya adalah ketidaksiapan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang baru beroperasi. Dapur yang terbiasa memasak dalam skala kecil, kesulitan beradaptasi dengan volume ribuan porsi. Dadan menyarankan agar SPPG baru memulai secara bertahap, agar proses adaptasi berjalan lancar.

Kasus di Baubau, Sulawesi Tenggara, memiliki cerita berbeda. Program MBG di sana sebenarnya sudah berjalan lancar selama delapan bulan. Namun, masalah muncul setelah terjadi pergantian pemasok bahan baku. Niat untuk meningkatkan penggunaan bahan lokal berujung petaka, karena pemasok lokal yang baru belum siap memenuhi standar yang dibutuhkan.

Meskipun mengakui adanya insiden, pemerintah tetap menargetkan program MBG berjalan tanpa insiden keracunan (zero incident). Tujuannya jelas, menciptakan generasi muda yang cerdas, sehat, dan kuat melalui makanan bergizi yang aman dikonsumsi.

Hingga saat ini, BGN telah menyalurkan sekitar 1 miliar porsi makanan melalui program MBG. Insiden keracunan yang terjadi di Baubau, Lamongan, Sumbawa, Gunungkidul, dan Garut menjadi catatan penting untuk evaluasi dan perbaikan.

Beberapa daerah melaporkan gejala seperti mual, muntah, pusing, hingga diare setelah siswa mengonsumsi menu MBG. Bahkan, ada laporan penemuan ayam yang berbau tidak sedap dalam menu makanan.

Insiden ini menjadi alarm bagi semua pihak yang terlibat, untuk memastikan kualitas dan keamanan makanan yang disajikan dalam program MBG. Prioritas utama adalah kesehatan dan keselamatan siswa, agar program ini dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Scroll to Top