Setelah merger, muncul pertanyaan apakah XLSmart akan melanjutkan tradisi bundling iPhone seperti yang dulu dilakukan Smartfren. Namun, perusahaan tampaknya lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan.
Direktur & Chief Regulatory Officer XLSmart, Merza Fachys, menjelaskan bahwa keputusan bundling sangat bergantung pada kesepakatan kedua belah pihak. Ketertarikan masyarakat juga menjadi faktor kunci. Bundling iPhone dengan operator biasanya menarik karena harga yang lebih kompetitif, paket data menarik, dan kemudahan pembelian dalam satu paket.
Namun, Merza juga menekankan pentingnya mempertimbangkan persepsi pelanggan premium, target pasar bundling. Pelanggan kelas atas sering kali enggan mengganti nomor telepon mereka, yang bisa menjadi hambatan bagi bundling yang mengharuskan penggunaan nomor baru.
Perubahan lanskap pasar smartphone juga menjadi pertimbangan penting. Dulu, iPhone mendominasi pasar premium. Sekarang, banyak merek lain yang menawarkan smartphone kelas atas dengan fitur yang tak kalah menarik. Konsumen memiliki lebih banyak pilihan, sehingga keputusan pembelian menjadi lebih kompleks.
Smartfren dan Apple memiliki sejarah kemitraan yang erat, dimulai dengan bundling iPhone 4 pada tahun 2013. Kemitraan ini berlanjut hingga seri iPhone 11. Bundling ini merupakan bagian dari strategi positioning merek premium Smartfren.
Terakhir kali Smartfren menawarkan bundling iPhone adalah untuk iPhone 11, 11 Pro, dan 11 Pro Max di Indonesia pada akhir 2019 atau awal 2020.
Merza menyimpulkan bahwa keputusan bundling harus saling menguntungkan. Kedua belah pihak, XLSmart dan Apple, harus melihat manfaat yang jelas dan potensi pasar yang signifikan sebelum memutuskan untuk bekerja sama.