Harga Emas Kembali Menguat, Sentuh Level US$3.683 Setelah Sempat Tertekan

Harga emas menunjukkan kebangkitannya setelah dua hari sebelumnya mengalami penurunan. Pada penutupan perdagangan Jumat (19/9/2025), emas diperdagangkan pada US$ 3.683,73 per troy ons, naik 1,1%. Kenaikan ini mengakhiri tren negatif yang sempat menekan logam mulia ini hingga 1,3% dalam dua hari.

Secara keseluruhan, kinerja emas dalam sepekan terakhir cukup baik, dengan kenaikan mencapai 1,13%, melanjutkan tren positif yang telah berlangsung selama lima minggu berturut-turut.

Volatilitas harga emas cukup tinggi selama pekan ini, terutama karena pasar menantikan keputusan suku bunga dari bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed). Emas sempat mencetak rekor harga tertinggi intraday sepanjang masa di level US$ 3.707,40/troy ons pada hari Rabu. Sebelum akhirnya melemah, emas juga sempat mencatatkan rekor penutupan selama tiga hari berturut-turut, dimulai sejak Jumat dua pekan lalu hingga Selasa pekan ini.

Penurunan harga emas terjadi setelah The Fed menurunkan suku bunga sebesar 25 bps pada hari Rabu waktu AS. Langkah ini cukup mengejutkan karena penurunan suku bunga seharusnya memberikan dukungan bagi harga emas. Namun, para pelaku pasar kecewa dengan sinyal yang lebih hawkish dari The Fed terkait kebijakan di tahun mendatang.

The Fed juga memberikan peringatan mengenai inflasi yang masih tinggi, sehingga menimbulkan ketidakpastian terkait seberapa cepat pelonggaran kebijakan akan dilakukan di masa depan.

Analis pasar dari RJO Futures, Bob Haberkorn, berpendapat bahwa tren bullish pada emas masih utuh dan rekor harga baru kemungkinan akan segera terjadi. Ia bahkan memperkirakan harga emas dapat mencapai US$ 4.000 sebelum akhir tahun.

Presiden Federal Reserve Bank Minneapolis, Neel Kashkari, menyatakan bahwa kondisi pasar tenaga kerja menjadi pertimbangan utama dalam keputusan penurunan suku bunga dan kemungkinan pemangkasan tambahan pada dua pertemuan The Fed berikutnya.

Suku bunga yang lebih rendah biasanya membuat aset tanpa imbal hasil seperti emas menjadi lebih menarik. Emas juga cenderung berkinerja baik selama periode ketidakpastian. Sepanjang tahun ini, harga emas telah meningkat sebesar 40,4%.

Di India, premi emas fisik naik ke level tertinggi dalam 10 bulan karena harga yang mencapai rekor tertinggi tidak menghalangi investor untuk membeli emas batangan, dengan harapan harga akan terus meningkat. Sementara itu, diskon di China justru melebar ke level tertinggi dalam lima tahun.

Haberkorn menambahkan bahwa banyak investor kini beralih ke platinum dan perak karena harganya lebih terjangkau dibandingkan emas.

Scroll to Top