Perjalanan hidup Ibu Rini penuh dengan liku dan tantangan, namun diwarnai dengan keteguhan hati dan rasa syukur yang mendalam. Kisahnya dimulai ketika ia dan suami memutuskan untuk membuka usaha laundry, sebuah pilihan yang diambil agar dapat fokus merawat buah hati mereka di rumah. Selain laundry, Ibu Rini juga memiliki usaha kost-kostan yang telah berjalan selama lima tahun.
Saat kelahiran anak pertamanya, Ibu Rini sempat dilanda stres. Anaknya terlahir dengan kebutuhan khusus. Namun, dengan hati terbuka, Ibu Rini menerima takdir tersebut dan memberikan kasih sayang serta perawatan terbaik. Kini, anak tersebut telah berusia 23 tahun.
Anak Ibu Rini didiagnosis terinfeksi toksoplasma sejak dalam kandungan. Toksoplasmosis disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, yang dapat menular melalui kontak dengan kotoran kucing atau mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
"Awalnya sulit menerima kondisi anakku, tapi suami selalu memberikan dukungan hingga akhirnya saya bisa menerima, anakku sekolah, lulus SMA, dan sekarang sudah berdamai dengan keadaannya," ungkap Ibu Rini. Selain autisme, anaknya juga mengalami gangguan otak dan mata. Sempat ada harapan untuk melakukan transplantasi, namun dokter menyatakan virus dalam tubuh anak terlalu tinggi.
Ibu Rini juga pernah ditawari operasi di Jakarta, namun ia menolak karena trauma pengalaman teman yang anaknya justru mengalami kerusakan mata setelah operasi. Ketakutan ini membuatnya mantap untuk tidak mengambil risiko yang sama. "Saya sempat stres dua kali, saat melahirkan dan saat tahu anak tidak bisa dioperasi," ujarnya.
Dukungan tanpa henti dari suami menjadi kekuatan bagi Ibu Rini untuk terus melangkah. Sang suami, sejak awal, menerima kondisi anak mereka dengan sepenuh hati dan menjadi pilar utama keluarga. Bahkan, ia rela meninggalkan pekerjaannya demi merawat anak di rumah. Selain suami, keluarga besar, tetangga, dan teman-teman juga memberikan semangat dan dukungan.
Ibu Rini seringkali menangis saat mengantar anaknya sekolah. Namun, ketika melihat anak-anak lain yang harus digendong, sementara ia hanya perlu menggandeng anaknya, ia semakin bersyukur dan menerima keadaannya. Kini, ia terbiasa melihat anak-anak berkebutuhan khusus.
Trauma dengan kucing masih membekas dalam diri Ibu Rini. Pengalaman anaknya yang terinfeksi virus kucing membuatnya selalu waspada dan mengingatkan para ibu hamil untuk menjaga jarak dengan hewan peliharaan.
Namun, di balik keterbatasan, Ibu Rini meyakini bahwa anaknya memiliki kelebihan. Anaknya seringkali memberikan pertanda tentang kematian seseorang. Seperti ketika anaknya menangis tanpa henti, tak lama kemudian kakak Ibu Rini meninggal dunia.
Ibu Rini selalu bersyukur atas kehadiran anaknya dan percaya bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hamba-Nya. Ia meyakini bahwa di balik setiap kesulitan, pasti ada kemudahan.
Takdir kembali menguji Ibu Rini ketika ia hamil anak kedua, hanya berselang 1 tahun 2 bulan dari kelahiran anak pertama. Awalnya, ia tidak menginginkan kehamilan tersebut karena trauma masa lalu. Ia bahkan berniat menggugurkannya dan tidak memberi tahu siapapun tentang kehamilannya. Selama hamil, ia selalu stres hingga tidak ada gizi yang masuk ke bayi. Akibatnya, anak keduanya lahir prematur karena Ibu Rini mengalami pendarahan saat usia kehamilan 8 bulan. Namun, anak kedua inilah yang menjadi anugerah tak terduga. Ia membantu Ibu Rini merawat kakaknya dan selalu mengerti keadaannya. Ibu Rini pun memberikan amanah kepada anak keduanya untuk merawat sang kakak kelak.
Ibu Rini berpesan kepada generasi muda untuk selalu mensyukuri hidup dan meyakini bahwa segala sesuatu telah diatur oleh Tuhan.
Kisah Ibu Rini adalah cermin tentang bagaimana menghadapi cobaan dengan ketabahan, menerima takdir dengan lapang dada, dan mensyukuri setiap anugerah yang diberikan Tuhan. Kisahnya juga menginspirasi tentang bagaimana membangun usaha kecil seperti laundry, bisa dilakukan sambil tetap mengutamakan keluarga. Pentingnya mensyukuri hidup dan meyakini kuasa Tuhan bahwa semua telah diatur sesuai porsi nya masing-masing dan Tuhan juga selalu memberikan kita kemudahan dibalik kesusahan yang telah kita lalui.