Eksodus Warga Gaza Utara: Krisis Kelaparan Mendorong Pengungsian Massal ke Selatan

Jakarta – Ribuan warga Palestina berbondong-bondong meninggalkan Gaza City di utara Jalur Gaza, mencari perlindungan di selatan akibat krisis kelaparan yang semakin parah di tengah gempuran tanpa henti dari Israel.

Citra satelit mengungkap pergerakan besar-besaran penduduk sipil seiring dengan meningkatnya intensitas serangan darat militer Israel yang berupaya merebut Gaza City.

Daerah Sheik Radwan, yang sebelumnya dipenuhi tenda-tenda pengungsian, kini hampir kosong. Pada awal September, ratusan tenda terlihat di sana, namun pertengahan September jumlahnya menyusut drastis. Kondisi serupa juga terjadi di area parkir pasar dan kamp pengungsian di Jalan Salah Khalaf, yang kini tak berpenghuni.

Jalan Al Rashid, arteri utama yang menghubungkan Gaza utara dan selatan, dipadati berbagai jenis kendaraan dan gerobak yang membawa pengungsi.

Kondisi di Gaza selatan juga tidak jauh berbeda. Kelompok-kelompok bantuan kemanusiaan melaporkan bahwa kelaparan meluas dan pasokan makanan serta obat-obatan sangat terbatas. Meskipun demikian, warga Palestina merasa tidak punya pilihan lain selain mengungsi. Sebagian warga terpaksa bertahan di Gaza City.

Data terbaru menunjukkan ratusan ribu orang, lebih dari sepertiga populasi Gaza, masih berada di wilayah utara hingga pertengahan September. Namun, jumlah ini diperkirakan akan terus menurun seiring dengan serangan Israel yang semakin brutal, menyebabkan hilangnya akses terhadap kebutuhan dasar manusia.

Seorang warga yang mengungsi ke selatan mengungkapkan bahwa mereka terpaksa terus bergerak tanpa tujuan yang jelas, membawa serta orang-orang sakit, karena tidak ada tempat yang aman.

Scroll to Top