Pakta Pertahanan Saudi-Pakistan: Payung Nuklir untuk Keamanan Kawasan?

Kerajaan Arab Saudi dan Republik Islam Pakistan baru saja menandatangani perjanjian pertahanan bersama yang monumental, menandai babak baru dalam kemitraan militer kedua negara. Kesepakatan ini memunculkan spekulasi dan harapan, terutama karena implikasinya terhadap stabilitas kawasan.

Ditandatangani di Riyadh saat kunjungan Putra Mahkota Pakistan, Muhammad Shehbaz Sharif, kesepakatan ini didasari hubungan erat yang telah terjalin selama puluhan tahun. Kedua negara berkomitmen untuk memperdalam kerja sama strategis di bidang pertahanan, dengan fokus pada peningkatan keamanan dan perdamaian regional serta global.

Inti dari perjanjian ini adalah komitmen bersama untuk saling melindungi dari agresi. Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Mohammad Asif, bahkan mengisyaratkan bahwa kekuatan nuklir Pakistan akan tersedia bagi Arab Saudi jika dibutuhkan. Pernyataan ini menjadi indikasi kuat bahwa Islamabad bersedia memperluas payung nuklirnya ke wilayah Saudi.

Asif menjelaskan bahwa kemampuan nuklir Pakistan, yang dikembangkan sejak tahun 1990-an, dirancang untuk memberikan efek jera yang kredibel dan menjadi fondasi utama pertahanan negara. Pasukan Pakistan juga dilatih untuk menggunakan kemampuan ini dalam skenario pertempuran jika diperlukan.

Perjanjian ini tidak secara spesifik menyebutkan negara mana yang menjadi target potensial, namun menekankan prinsip bahwa serangan terhadap salah satu negara akan dianggap sebagai serangan terhadap keduanya. Respon terhadap agresi akan dilakukan bersama, menunjukkan komitmen solid untuk saling membela.

Sebagai informasi, Pakistan adalah negara dengan kekuatan nuklir yang signifikan. Negara ini melakukan uji coba senjata nuklir pertamanya pada tahun 1998 dan diyakini memiliki sekitar 160 hulu ledak nuklir. Bahkan, para ahli memprediksi bahwa Pakistan berpotensi menjadi pemilik gudang senjata nuklir terbesar ke-5 di dunia pada tahun 2025, dengan perkiraan 220-250 hulu ledak.

Kesepakatan pertahanan ini tentu akan menjadi perhatian dunia, mengingat implikasinya terhadap keseimbangan kekuatan dan stabilitas di kawasan Timur Tengah. Apakah ini akan menjadi langkah menuju perdamaian atau justru memicu perlombaan senjata? Waktu yang akan menjawab.

Scroll to Top