Keluarga influencer Sahil Mulachela baru-baru ini mengalami momen menegangkan ketika putri kecil mereka tiba-tiba sakit dengan gejala demam tinggi, badan pegal, dan terlihat sangat lelah. Setelah diperiksakan ke dokter, ternyata sang buah hati positif terinfeksi demam berdarah dengue (DBD). Pengalaman ini menjadi pelajaran berharga bagi Sahil dan keluarga.
Sahil mengungkapkan bahwa awalnya ia mengira anaknya hanya demam biasa. Namun, kondisinya terus memburuk dan trombositnya menurun drastis hingga harus dirawat di rumah sakit selama lima hari. Bagi Sahil, ini bukan pengalaman pertama berurusan dengan DBD. Ia dan istrinya pernah terinfeksi beberapa tahun lalu, tetapi kali ini situasinya berbeda karena yang sakit adalah anak mereka.
"Rasanya jauh berbeda ketika anak yang sakit. Dulu waktu kami sakit, memang lemas dan sakit, tetapi tidak setegang ini. Waktu anak kami dirawat, fokus kami hanya satu, ia harus sembuh," ujar Sahil.
Selama masa perawatan, Sahil dan istrinya terus memantau perkembangan trombosit anaknya dan berusaha memberikan dukungan penuh, termasuk memberikan jus jambu biji, madu, hingga madu angkak yang dipercaya dapat membantu meningkatkan jumlah trombosit.
Setelah kejadian tersebut, keluarga Sahil semakin ketat menjaga kebersihan lingkungan rumah. Mereka rutin melakukan 3M Plus: menguras penampungan air, menutup rapat wadah air, mendaur ulang barang bekas, dan menaburkan larvasida jika diperlukan. Selain itu, Sahil juga mencari informasi lebih lanjut tentang pencegahan DBD, termasuk opsi vaksinasi.
DBD Bukan Sekadar Penyakit Musiman
Pengalaman Sahil bukan satu-satunya. Banyak keluarga lain di Indonesia mengalami hal serupa, menjadikan DBD ancaman yang terus membayangi. Data menunjukkan bahwa kasus DBD di Indonesia masih tinggi, bahkan terus meningkat setiap tahunnya.
Meskipun banyak yang menganggap DBD sebagai penyakit musiman yang muncul saat musim hujan, kenyataannya infeksi dengue dapat terjadi sepanjang tahun. Perubahan iklim yang ekstrem, dengan suhu bumi yang semakin panas, membuat nyamuk lebih sering menggigit manusia dan mempercepat perkembangbiakannya.
Pengobatan DBD dan Risiko Infeksi Berulang
Hingga saat ini, belum ada obat khusus untuk menyembuhkan DBD. Perawatan di rumah sakit hanya bersifat suportif, seperti pemberian cairan dan penurun demam, untuk mencegah perburukan kondisi. Infeksi DBD juga dapat terjadi lebih dari satu kali karena virus dengue memiliki empat serotipe yang berbeda. Seseorang yang sudah pernah terinfeksi satu serotipe masih berisiko terinfeksi tiga serotipe lainnya. Bahkan, infeksi kedua bisa lebih parah karena kekebalan dari virus sebelumnya belum sempurna.
Lengkapi 3M Plus dengan Vaksinasi DBD
Karena potensi infeksi berulang dan tidak adanya obat khusus, pencegahan DBD menjadi langkah yang paling penting. Setiap keluarga perlu berperan aktif melakukan 3M Plus dan melengkapinya dengan vaksinasi DBD. Vaksin DBD membantu sistem imun tubuh mengenali dan melawan virus dengue, sehingga dapat menurunkan risiko terkena DBD parah, terutama pada infeksi berulang. Vaksin DBD telah memiliki izin edar di Indonesia dan terdaftar dalam rekomendasi jadwal imunisasi anak dan dewasa.
Penting untuk diingat bahwa vaksinasi bukanlah pengganti 3M Plus, melainkan pelengkap perlindungan agar lebih menyeluruh, terutama di daerah endemis seperti Indonesia. Konsultasikan dengan tenaga kesehatan untuk informasi lebih lanjut dan pertimbangan vaksinasi yang tepat.