Karantina Papua Tengah Intensifkan Pengawasan Sapi di Mimika Guna Bendung BVD dan Brucellosis

Tim Karantina Papua Tengah gencar melakukan pengawasan terhadap kesehatan hewan ternak di Kabupaten Mimika. Pada Sabtu (20/9), tim melakukan pengambilan sampel dari 136 ekor sapi yang tersebar di lima distrik, yaitu Mimika Baru, Kuala Kencana, Iwaka, Wania, dan Mimika Timur.

Fokus utama pemeriksaan kali ini adalah deteksi dini dua penyakit yang berpotensi merugikan peternak, yaitu Bovine Viral Diarrhea (BVD) dan Brucellosis. Kedua penyakit ini tidak hanya berdampak negatif pada kesehatan hewan, tetapi juga dapat mengganggu produktivitas peternakan.

Kepala Karantina Papua Tengah menegaskan bahwa kegiatan pemantauan rutin ini merupakan bagian integral dari upaya Karantina dalam melindungi sumber daya hewan dari ancaman penyakit karantina. "Komitmen kami adalah menjaga Papua Tengah aman dari penyakit hewan karantina. Pemantauan kesehatan hewan harus terus dilakukan untuk mencegah potensi penyakit sedini mungkin," ujarnya.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memastikan kesehatan ternak di Mimika, menjamin keamanan pangan bagi masyarakat, mendukung produktivitas peternak lokal, dan mencegah potensi kerugian ekonomi akibat penyakit hewan.

Karantina Papua Tengah berharap, melalui pemeriksaan ini, dapat diperoleh gambaran akurat mengenai kondisi terkini BVD dan Brucellosis di Mimika. Hasilnya akan menjadi dasar untuk merumuskan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian yang tepat sasaran.

Data menunjukkan bahwa prevalensi Brucellosis pada sapi di Indonesia secara nasional berada di kisaran 2,74%. Namun, di beberapa daerah seperti Sulawesi, angka ini bisa lebih tinggi, mencapai sekitar 7,22%. Sementara itu, BVD pernah mewabah di lima provinsi di Indonesia sejak tahun 1988, dengan tingkat kesakitan (morbidity) bervariasi antara 0,23% hingga 30%, dan tingkat kematian (mortality) antara 0,02% hingga 90%, tergantung pada tingkat keparahan wabah dan efektivitas penanganan.

Scroll to Top