Pakistan Siaga Penuh: Menteri Pertahanan Khawatir Serangan India Segera Terjadi

ISLAMABAD – Pakistan meningkatkan kewaspadaan menyusul kekhawatiran bahwa serangan militer India akan segera dilancarkan. Menteri Pertahanan Khawaja Asif mengungkapkan hal ini di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara pemilik senjata nuklir tersebut.

Ketegangan memuncak setelah terjadinya insiden pembantaian tragis terhadap 26 wisatawan Hindu di wilayah Jammu dan Kashmir. Kelompok The Resistance Front (TRF) mengklaim bertanggung jawab atas aksi tersebut, yang kemudian dituduhkan India memiliki kaitan dengan kelompok Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan.

Menanggapi situasi ini, Menteri Pertahanan Khawaja Asif menyatakan bahwa militer Pakistan telah mengambil langkah-langkah antisipasi untuk menghadapi potensi ancaman. "Kami telah memperkuat pasukan kami karena situasi ini mendesak. Keputusan strategis telah diambil," ujarnya.

Pemerintah Pakistan telah mendapatkan pengarahan dari militer mengenai kemungkinan serangan dari India. Meskipun tidak memberikan rincian spesifik mengenai informasi intelijen yang mendasari penilaian tersebut, Asif menegaskan kesiapan negaranya.

India secara konsisten menuduh Pakistan mendukung kelompok militan di Kashmir, wilayah yang diperebutkan dan menjadi pemicu konflik sebelumnya antara kedua negara. Perdana Menteri India Narendra Modi telah mengecam keras pembantaian wisatawan tersebut dan berjanji akan memberikan respons tegas.

Sebagai tindakan balasan, India telah mengambil langkah-langkah diplomatik, termasuk mengusir warga Pakistan, menutup perbatasan Wagah-Attari, dan menangguhkan Perjanjian Air Indus 1960.

Pakistan membantah terlibat dalam serangan di Kashmir dan menyerukan penyelidikan yang netral dan transparan. Asif menekankan bahwa Pakistan tetap dalam keadaan siaga tinggi, namun penggunaan persenjataan nuklir hanya akan dilakukan jika ada ancaman langsung terhadap keberadaan negara.

Terkait laporan media yang mengutip pernyataannya bahwa perang antara India dan Pakistan dapat dimulai dalam waktu dekat, Asif mengklarifikasi bahwa pernyataannya tersebut telah disalahartikan. Ia menjelaskan bahwa ia hanya menyatakan bahwa beberapa hari ke depan adalah masa yang krusial.

Ketegangan atas Kashmir secara berkala meningkatkan risiko konflik antara India dan Pakistan, yang keduanya memiliki pasukan dalam jumlah besar di wilayah tersebut.

Scroll to Top