Kehadiran asteroid 2024 PT5, atau yang dikenal sebagai "mini-moon," yang sempat mengorbit Bumi, memicu gelombang antusiasme di dunia sains antariksa. Bukan hanya karena potensi bahayanya, asteroid ini menyimpan harapan baru bagi penambangan luar angkasa berkat kandungan logam berharganya yang diperkirakan bernilai triliunan dolar.
Asteroid: Potensi Emas di Luar Angkasa
Sebagian besar asteroid yang menghuni sabuk antara Mars dan Jupiter, menyimpan kekayaan logam langka seperti platinum, kobalt, besi, dan bahkan emas. Potensi nilai total logam yang terkandung dalam asteroid sangat fantastis, dengan perhitungan NASA menunjukkan bahwa setiap orang di Bumi berpotensi memiliki US$100 juta. Menambang 10 asteroid terkaya saja dapat menghasilkan US$1,5 triliun.
Namun, biaya menjadi tantangan utama. Misi pengambilan sampel asteroid seperti OSIRIS-REx dan Hayabusa2 menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan sangat tinggi, mencapai US$10–150 juta per gram. Hal ini membuat ide pertambangan asteroid komersial masih jauh dari kenyataan.
Mini-Moon: Target yang Lebih Terjangkau
Kehadiran asteroid 2024 PT5 memberikan angin segar. Kedekatan mini-moon dengan Bumi menjadikannya target yang lebih ekonomis untuk ditangkap dan ditambang dibandingkan asteroid yang berada jauh di sabuk utama. Beberapa startup antariksa telah merencanakan untuk memanfaatkan peluang ini.
Joel Sercel, CEO TransAstra, menyatakan bahwa jika sistem mereka siap, asteroid ini dapat ditangkap, ditempatkan dalam orbit stabil, dan dimanfaatkan sebagai sumber daya permanen. Perusahaan tersebut berencana menggunakan "cahaya matahari terkonsentrasi" untuk memecah asteroid kaya air, sehingga menyisakan logam berharga.
Tantangan Teknis dan Persaingan Global
Penambangan asteroid bukanlah tugas yang mudah. Suhu ekstrem, radiasi, dan rotasi cepat membuat pendaratan dan ekstraksi logam menjadi sangat sulit. Selain itu, asteroid tidak memiliki gravitasi atau atmosfer yang kuat, sehingga setiap misi memerlukan teknologi inovatif seperti jaring raksasa atau kantong plastik khusus untuk menangkap asteroid tersebut.
Di sisi lain, kebutuhan akan logam langka semakin mendesak. Dominasi perusahaan Tiongkok dalam ekspor logam tanah jarang mendorong negara lain untuk mencari sumber alternatif, termasuk di luar angkasa. Logam seperti nikel, tembaga, dan platinum sangat penting untuk teknologi energi terbarukan, termasuk turbin angin, panel surya, dan sel bahan bakar hidrogen.
Masa Depan Penambangan Asteroid
Sejumlah misi besar sedang dipersiapkan, termasuk misi Psyche 2029 dari NASA yang bertujuan untuk memetakan asteroid logam raksasa bernama 16 Psyche. Asteroid ini diperkirakan bernilai kuadriliunan dolar. Keberhasilan misi ini dapat membuka jalan bagi industri pertambangan antariksa.
Namun, para ahli memperingatkan bahwa pasokan logam langka yang berlimpah dapat mengguncang ekonomi global. Hingga kini, sebagian besar rencana ambisius perusahaan pertambangan luar angkasa masih terhambat oleh keterbatasan dana dan teknologi.
Meskipun demikian, dengan kemajuan dalam deteksi asteroid dan meningkatnya kebutuhan sumber daya, mimpi menambang mini-moon dapat menjadi kenyataan dalam satu dekade mendatang.