Pidato di PBB: Prabowo Berpotensi Ukir Sejarah Gemilang, Ikuti Jejak Soekarno dan Sumitro

Kehadiran Presiden Prabowo Subianto di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) diyakini akan menjadi momen bersejarah bagi Indonesia. Langkah ini dipandang sebagai penerus legasi Presiden Soekarno dan Prof. Sumitro Djojohadikusumo, ayahanda Prabowo, dalam kancah diplomasi internasional.

Pengamat hubungan internasional menyoroti potensi pidato Prabowo di Sidang Majelis Umum PBB 2025 untuk menjadi "Kenangan Dunia" (Memory of the World), serupa dengan pidato Soekarno pada tahun 1960. Pidato Prabowo diharapkan memberikan dampak signifikan dan abadi dalam percaturan global.

Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) juga menekankan bahwa kehadiran Prabowo di PBB melanjutkan tradisi diplomasi keluarga Djojohadikusumo. Beliau menuturkan, kehadiran Prabowo sebagai Kepala Negara adalah wujud perjuangan sang ayah dalam memperjuangkan multilateralisme dunia.

Dalam satu dekade terakhir, Indonesia lazimnya diwakili oleh Menteri Luar Negeri di Sidang Umum PBB. Namun, kali ini Prabowo hadir bukan hanya sebagai delegasi, melainkan juga akan menyampaikan pidato penting di urutan ketiga pada hari Selasa, 23 September 2025. Momentum ini menjadi kesempatan emas bagi Prabowo untuk menyampaikan visi Indonesia di forum internasional.

Scroll to Top