Waspada Kanker Kolorektal: Ancaman yang Meningkat di Usia Muda

Kanker kolorektal, atau kanker usus besar, adalah penyakit serius yang menyerang usus besar dan rektum. Biasanya muncul akibat pertumbuhan abnormal jaringan di dinding kolon atau rektum. Meskipun sering dikaitkan dengan usia lanjut, belakangan ini terjadi peningkatan kasus pada kelompok usia yang lebih muda.

Menurut data Kementerian Kesehatan, kanker kolorektal merupakan penyebab kematian tertinggi ke-5 akibat kanker di Indonesia. Ironisnya, banyak pasien baru terdiagnosis pada stadium lanjut. Hal ini disebabkan perkembangan kanker yang lambat, membuat gejala awal seringkali terabaikan.

Kanker kolorektal berkembang secara bertahap, seringkali dimulai sebagai benjolan kecil (polip) yang berpotensi menjadi kanker seiring waktu.

Penyebab dan Faktor Risiko

Penyebab pasti kanker kolorektal belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini:

  • Usia di atas 45 tahun
  • Riwayat keluarga dengan kanker usus
  • Pola makan rendah serat dan tinggi lemak
  • Obesitas sentral
  • Merokok
  • Kurang aktivitas fisik
  • Konsumsi alkohol

Deteksi Dini: Kunci Keberhasilan Pengobatan

Mengingat perkembangan kanker kolorektal yang lambat, deteksi dini menjadi sangat penting. Berikut beberapa metode skrining yang tersedia:

  • Tes Darah Samar: Mendeteksi perdarahan kecil pada feses, yang mungkin tidak terlihat secara kasat mata.
  • Biopsi: Menganalisis sampel jaringan untuk mendeteksi gen, protein, atau zat lain yang terkait dengan sel tumor. Hasil biopsi membantu dokter menentukan metode pengobatan yang tepat.
  • Endoskopi: Memasukkan alat fleksibel berkamera melalui anus untuk melihat kondisi usus besar. Prosedur ini memungkinkan pengambilan sampel jaringan (biopsi) dan mendeteksi polip atau peradangan yang berisiko kanker.
  • Radiologi: Meliputi CT colonography untuk visualisasi usus, endoskopi (kolonoskopi, sigmoidoskopi), dan pemeriksaan lanjutan seperti MRI atau PET scan untuk menentukan stadium kanker. Barium enema juga dapat digunakan sebagai alternatif pemeriksaan visual usus.

Dengan kesadaran akan faktor risiko dan pentingnya skrining, diharapkan deteksi dini kanker kolorektal dapat ditingkatkan, sehingga peluang kesembuhan pun semakin besar.

Scroll to Top