Bahaya Diet Ekstrem Fast Food: Kisah Pria yang 2 Tahun Hanya Makan Makanan Cepat Saji

Kisah seorang pria yang hanya mengonsumsi makanan cepat saji selama hampir dua tahun penuh ini menggugah perhatian. Sejak Juli 2023, ia mengaku belum pernah sekalipun absen dari menu makanan cepat saji. Kebiasaan ini berawal dari masa kecilnya yang terbiasa dengan makanan instan.

Pria berusia 32 tahun ini mengungkapkan, setiap hari ia melahap porsi besar makanan cepat saji, sekitar 2000 kalori, ditemani soda atau minuman berenergi. Bahkan, ia mengaku tidak pernah minum air putih selama periode tersebut, melainkan menggantinya dengan 2-3 kaleng minuman berenergi setiap harinya.

Anehnya, pria ini merasa sehat secara fisik. Indeks Massa Tubuh (IMT)-nya berada di angka 20,8, yang tergolong normal dengan berat badan 66 kg. Tekanan darahnya pun dikabarkan normal. Ia hanya makan sekali sehari dengan total 2000 kalori.

Alasannya memilih diet ekstrem ini adalah karena kenyamanan, rasa, kemudahan akses, dan harga yang terjangkau. Bahkan, ia mengklaim tubuhnya bereaksi negatif saat mencoba mengonsumsi makanan sehat seperti sayuran atau air putih. Ia mengaku tidak makan buah selama 10-15 tahun terakhir dan merasa mual saat makan salad.

Lantas, apakah makanan cepat saji sehat? Tentu saja tidak.

Walaupun sesekali mengonsumsi makanan cepat saji tidak membahayakan, menjadikannya satu-satunya sumber nutrisi dalam jangka panjang sangat tidak dianjurkan. Berikut adalah beberapa risiko kesehatan yang mengintai jika terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji:

1. Kenaikan Berat Badan: Makanan cepat saji kaya akan lemak, kalori, dan karbohidrat olahan, yang dapat memicu kenaikan berat badan dan obesitas.

2. Masalah Jantung: Kandungan natrium yang tinggi dalam makanan cepat saji dapat meningkatkan tekanan darah dan merusak pembuluh darah, meningkatkan risiko gagal jantung, serangan jantung, dan stroke.

3. Lonjakan Gula Darah: Karbohidrat olahan dalam makanan cepat saji dipecah menjadi gula, memicu lonjakan gula darah yang dapat merusak pankreas dan menyebabkan diabetes tipe 2.

4. Masalah Pencernaan: Kekurangan serat dalam makanan cepat saji dapat menyebabkan sembelit, wasir, hernia, dan divertikulitis.

5. Mempengaruhi Suasana Hati: Makanan cepat saji kekurangan vitamin, mineral, dan nutrisi penting lainnya yang dibutuhkan tubuh untuk meningkatkan suasana hati. Penelitian menunjukkan adanya kaitan antara konsumsi makanan cepat saji dengan risiko depresi.

6. Kelelahan: Lonjakan dan penurunan gula darah yang cepat setelah mengonsumsi makanan cepat saji dapat menyebabkan kelelahan.

7. Mempengaruhi Kesuburan: Ftalat, bahan kimia yang terdapat dalam makanan cepat saji, dikaitkan dengan masalah kesuburan dan gangguan belajar pada anak-anak.

8. Mengikis Tulang dan Sendi: Kelebihan berat badan akibat makanan cepat saji memberikan tekanan berlebih pada sendi, meningkatkan risiko patah tulang.

9. Jerawat: Makanan cepat saji mengandung bahan-bahan yang tidak baik untuk kulit, seperti gula yang menurunkan kadar kolagen, garam yang menguras kelembapan, dan lemak jenuh yang memicu hormon penyebab jerawat.

10. Mempengaruhi Daya Ingat: Lemak jenuh dan lemak trans dalam makanan cepat saji dapat memicu pembentukan plak di otak, meningkatkan risiko demensia dan penyakit Alzheimer.

Kisah pria ini menjadi pengingat penting tentang bahaya diet ekstrem dan pentingnya menjaga keseimbangan nutrisi untuk kesehatan jangka panjang.

Scroll to Top