Kementerian Komunikasi dan Digital (Kominfo) tengah gencar mempersiapkan infrastruktur untuk mendukung program digitalisasi pendidikan di 330 ribu sekolah di seluruh Indonesia. Program ambisius ini melibatkan pemanfaatan teknologi pembelajaran interaktif melalui layar digital pintar (Smart TV).
Kominfo akan memaksimalkan berbagai opsi konektivitas internet, termasuk menjangkau sekolah-sekolah di daerah terpencil. Teknologi fiber optik, base transceiver station (BTS), hingga satelit Republik Indonesia (Satria-1) menjadi andalan untuk mewujudkan pemerataan akses internet.
Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti), unit di bawah naungan Kominfo, bertanggung jawab atas pengoperasian BTS dan Satria-1. Pendekatan ini memastikan bahwa kendala geografis tidak menghalangi implementasi program.
"Prinsipnya, kami mendukung penyediaan jaringan. Jika fiberisasi tidak memungkinkan, kita gunakan BTS, atau bahkan satelit dengan parabola," ujar perwakilan Kominfo. Metode ini sudah diterapkan sebelumnya dalam upaya memperluas jangkauan internet di Indonesia.
Konfigurasi jaringan internet akan disesuaikan secara khusus untuk memenuhi kebutuhan layar digital pintar di sekolah. Kominfo juga akan menggandeng perusahaan telekomunikasi untuk membantu pelaksanaan program tersebut.
Presiden menekankan bahwa layar digital pintar akan menampilkan materi pelajaran terbaik, termasuk animasi, untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Sekretaris Jenderal Kominfo menambahkan bahwa dukungan koneksi internet baru akan difokuskan pada area blankspot. Tujuannya adalah memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada, sehingga bantuan Smart TV dapat dimaksimalkan.
Dalam implementasinya, Kominfo bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) untuk perguruan tinggi, serta Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk jenjang SMA ke bawah. Fokus utama dukungan adalah untuk jenjang SMA ke bawah, mengingat kemandirian perguruan tinggi dalam hal konektivitas.