Sidang Majelis Umum (SMU) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 akan segera digelar pada 23 September mendatang. Agenda utama pertemuan ini adalah mendengarkan pidato para pemimpin dunia tentang upaya menciptakan perdamaian global.
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dipastikan hadir dan akan menyampaikan pidatonya dalam sesi Debat Umum PBB. Menurut Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, Presiden Prabowo dijadwalkan berbicara pada urutan ketiga, setelah Presiden Brasil dan Presiden Amerika Serikat.
Namun, perhatian utama dunia tertuju pada bagaimana negara-negara anggota PBB akan merespon isu kedaulatan Palestina. Dukungan kuat diharapkan mengalir bagi kemerdekaan Palestina.
Mengingat kembali sejarah, pidato Yasser Arafat pada 13 November 1974 menjadi momen monumental. Sebagai Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) kala itu, Arafat menjadi pemimpin Palestina pertama yang berpidato di forum PBB.
Pidatonya yang ikonik, "Hari ini saya datang membawa ranting zaitun dan senjata pejuang kemerdekaan. Jangan biarkan ranting zaitun jatuh dari tangan saya," terus dikutip hingga saat ini.
Peristiwa tersebut menjadi kemenangan diplomatik bagi Palestina dan sekaligus kekalahan bagi Israel dan Amerika Serikat. Arafat dengan tegas menyatakan perbedaan antara revolusioner dan teroris, menekankan bahwa perjuangan untuk pembebasan dari penjajah adalah tindakan yang dibenarkan.
Momentum SMU PBB ke-80 ini diharapkan dapat membawa kemajuan signifikan bagi perdamaian dunia, khususnya dalam mewujudkan kemerdekaan Palestina.