Chairul Tanjung Ungkap Kendala iPhone 16 Masuk Indonesia: Kebijakan Ekonomi AS Jadi Sorotan

Ketua CT Corp, Chairul Tanjung (CT), menyoroti keterlambatan peluncuran iPhone 16 di Indonesia. Gawai keluaran Apple yang diperkenalkan secara global pada September 2024, baru tersedia di pasar Indonesia pada 11 April 2025, atau selisih tujuh bulan.

CT menjelaskan bahwa kondisi ini erat kaitannya dengan kebijakan ekonomi Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump. Sebagai seorang presiden yang juga berlatar belakang pengusaha, Trump cenderung memprioritaskan kepentingan bisnis AS dalam setiap kebijakan yang diambil.

Hal ini tercermin dari penerapan tarif terhadap berbagai negara, termasuk Indonesia. CT mengindikasikan bahwa masalah yang dialami Apple bisa menjadi salah satu poin negosiasi antara Trump dan Indonesia, apabila Indonesia ingin mendapatkan penurunan tarif.

"Misalnya, saya akan menurunkan tarif jika Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan persyaratan lainnya dipenuhi. Hal ini telah dibahas oleh Presiden Prabowo. Selain itu, ada juga perluasan Starlink yang masuk ke Indonesia, namun mengalami hambatan. Intinya, semua bermuara pada kepentingan bisnis Amerika," ungkap CT dalam acara The Yudhoyono Institute.

CT menekankan bahwa kemajuan Amerika Serikat sangat bergantung pada kemajuan dunia usahanya. Dengan demikian, bisnis AS menjadi fondasi utama dalam kebijakan politik AS.

"Saat ini, ekonomi adalah kekuatan utama. Ekonomi akan menjadi penentu dalam implementasi kebijakan politik. Era kebijakan antar pemerintah (G2G) sekarang bukan lagi tentang multilateralisme, melainkan timbal balik," jelas CT.

Lebih lanjut, CT menyampaikan pandangannya tentang masa depan pemerintahan AS di bawah Presiden Donald Trump. Ia meyakini bahwa AS akan menjadi negara yang menjadikan ekonomi sebagai inti dari kebijakan politiknya.

Latar belakang Trump sebagai seorang pengusaha akan sangat memengaruhi arah kebijakan Amerika Serikat.

"Era multilateralisme sudah berakhir. Trump adalah seorang pengusaha. Jadi, seorang pengusaha pasti akan berbicara dalam konteks bisnis (B2B). Prinsip bisnis adalah solusi yang saling menguntungkan (win-win)," tambah CT.

CT kembali menegaskan bahwa kemajuan Amerika Serikat bergantung pada kemajuan dunia usahanya. Bisnis AS akan menjadi inti dari kebijakan politik AS.

"Sekarang ini, ekonomi adalah panglima. Jadi, ekonomi akan menjadi benar-benar pengantar kebijakan politik. Kebijakan G2G sekarang itu eranya bukan multilateralisme lagi, tapi resiprokal," ucap CT.

"Timbal balik itu kuncinya lebih kepada B2B dalam artian dilakukan government to government tapi arahnya adalah resiprokal, win win solution. Prinsip business to business akan ke depan dalam era ke depan," pungkasnya.

Scroll to Top