Sebuah puisi romantis yang ditulis Nagita Slavina untuk Raffi Ahmad pada perayaan ulang tahun pernikahan mereka yang ketiga kembali mencuri perhatian publik.
Puisi berjudul "Untuk Raffi Ahmad" ini, yang diunggah bertepatan dengan Hari Puisi Nasional, mengungkap rasa syukur dan cinta mendalam Nagita kepada sang suami. Dalam bait-baitnya, Nagita mengenang perjalanan cinta mereka yang penuh tantangan hingga akhirnya bersatu dalam ikatan pernikahan.
Berikut adalah kutipan puisi lawas Nagita Slavina untuk Raffi Ahmad:
"Untuk Raffi Ahmad
Raffi Ahmad, nama yang akrab di telingaku, sejak belasan tahun usiaku berlalu. Entah apa bedanya dengan kawan lelakiku, namun kau berbeda dari pria kebanyakan itu.
Raffi Ahmad, namamu kini lekat di hidupku, menyatu dengan takdir, menyatu dengan jantungku. Meski restu penuh ujian harus kita lalui, kekuatan cinta membuat kita mampu berdiri.
Kurangkah impian di setiap cobaan yang tiba? Namun di 17 Oktober 2014 akhirnya kupilih jua, menerima pinanganmu, kunci surgaku kelak, sebuah janji yang kubingkai dengan doa tak terbilang.
Tiga tahun berlalu, 17 Oktober 2017 tiba, kita mengarungi rumah tangga bersama, dengan malaikat kecil hadir di tengah cinta, penjaga suci kasih kita selamanya.
Raffi…Telah kusiapkan satu sudut sunyi di hati, hanya untukmu, suamiku sejati. Kau isi dengan kemuliaan, kau penuhi kelembutan, kau hargai dengan kasih, kau kuatkan dengan harapan.
Aku ingin kau menjadi lelaki sempurna, yang mengerti harga budi, rasa wanitakarena engkau suamiku, sandaan hidupku, aku kuat karena ada engkau di sisiku.
Selamat ulang tahun pernikahan, Raffi Ahmad, terima kasih telah menjadi yang terbaik dalam hidupku, meski aku mungkin tak sebaik yang kau dambakan kau tetap pilih kau untuk selalu kau perjuangkan."
Unggahan puisi ini langsung dibanjiri komentar positif dari warganet. Banyak yang terharu dan tersentuh dengan ungkapan cinta Nagita yang begitu tulus. Beberapa komentar mengungkapkan kekaguman terhadap kemampuan Nagita dalam merangkai kata-kata yang indah dan bermakna. Tak sedikit pula yang mengaku meneteskan air mata saat membaca puisi tersebut.
