Pemerintah Kabupaten Ngawi melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terus berupaya meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui Program Bantuan Peningkatan Kualitas Rumah (BPS), juga dikenal sebagai Program Stimulan Bedah Rumah (PSB).
Di tahun 2025 ini, program yang menyasar Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) tengah berjalan dengan tahap sosialisasi dan pelaksanaan. Targetnya, 1.987 keluarga di 18 kecamatan dan 55 desa akan menerima manfaat dari program ini. Tujuan utama program ini adalah mengubah rumah yang tidak memenuhi standar kelayakan menjadi hunian yang layak. Meskipun populer dengan sebutan "renovasi rumah," fokus sebenarnya adalah "peningkatan kualitas" yang meliputi perbaikan ringan, sedang, hingga berat. Setiap penerima akan memperoleh bantuan sebesar Rp20 juta.
Bantuan sebesar Rp20 juta ini bersifat stimulan, yang berarti jika biaya perbaikan melebihi anggaran tersebut, penerima diharapkan memiliki dana swadaya sebagai tambahan. Kesediaan untuk berswadaya menjadi salah satu kriteria utama dan akan diverifikasi langsung oleh Tim Pendamping Masyarakat (TPM) saat melakukan survei.
Saat ini, TPM aktif melakukan survei ke berbagai toko material di seluruh Ngawi. Proses ini dirancang sedemikian rupa menyerupai lelang terbuka. Penerima bantuan dibagi menjadi kelompok-kelompok beranggotakan 15 orang untuk bersama-sama melakukan survei ke tiga toko material. Toko yang menawarkan harga material paling kompetitif akan dipilih sebagai penyedia kebutuhan material bagi seluruh kelompok.
Menurut Kepala Bidang Perumahan Rakyat, Wahyudi Puruhita, Program Bantuan Peningkatan Kualitas Rumah ini adalah wujud nyata komitmen Pemerintah Kabupaten Ngawi untuk memastikan setiap keluarga memiliki tempat tinggal yang layak dan sehat. Dana bantuan sebesar Rp20 juta per penerima adalah stimulan yang diberikan. Ini bukan hanya sekadar bantuan finansial, tetapi juga sebuah dorongan agar masyarakat bergotong royong dan terlibat aktif dalam proses pembangunan rumah mereka sendiri.
"Kami menerapkan sistem yang transparan dan efisien, seperti proses survei harga material bersama kelompok penerima, layaknya lelang terbuka. Tujuannya agar dana bantuan bisa digunakan secara maksimal dan mendapatkan bahan bangunan dengan harga terbaik," ujar Wahyudi.
Program ini tidak hanya berfokus pada perbaikan fisik rumah, tetapi juga menekankan pentingnya partisipasi aktif dari masyarakat. Diharapkan, program ini dapat berjalan optimal dan berkontribusi pada target pemerintah pusat untuk mewujudkan 3 juta rumah layak huni, sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat Ngawi.