Gagal Ginjal Mengintai Generasi Muda: Apa yang Harus Diketahui?

Kasus gagal ginjal stadium lanjut kini semakin mengkhawatirkan, tidak hanya menyerang usia lanjut, tetapi juga banyak ditemukan pada kaum muda. Contohnya, seorang wanita berusia 18 tahun di Sumedang didiagnosis gagal ginjal akibat faktor genetik hipertensi dan kebiasaan mengonsumsi minuman manis.

Awalnya, ia merasakan mual dan muntah seperti demam biasa, namun kondisinya memburuk dengan sakit pinggang yang hebat. Setelah pemeriksaan intensif, ia didiagnosis gagal ginjal stadium 5 dan harus menjalani cuci darah di usia yang sangat muda.

Menurut spesialis penyakit dalam, ginjal berperan penting dalam mengatur tekanan darah. Kerusakan ginjal mengganggu pengaturan ini, memicu hipertensi. Sebaliknya, tekanan darah tinggi juga dapat merusak ginjal. Kondisi ini menciptakan lingkaran setan yang berbahaya.

Hipertensi tidak hanya disebabkan oleh faktor genetik, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh gaya hidup. Beberapa faktor yang mempercepat kerusakan ginjal meliputi:

  • Pola makan tidak sehat, terutama tinggi garam (natrium)
  • Obesitas
  • Diabetes
  • Kurang olahraga
  • Stres berkepanjangan

Kombinasi faktor-faktor ini meningkatkan risiko gagal ginjal di usia muda secara signifikan.

Kerusakan ginjal dan hipertensi saling memperburuk kondisi. Ketika ginjal rusak, tubuh kehilangan kemampuan mengendalikan tekanan darah. Tekanan darah yang terus meningkat memperparah kerusakan ginjal dan akhirnya menyebabkan gagal ginjal stadium lanjut.

Pencegahan gagal ginjal di usia muda sangat penting. Masyarakat perlu lebih waspada terhadap faktor risiko. Pemeriksaan kesehatan rutin, pola makan rendah garam, olahraga teratur, dan pengendalian berat badan adalah langkah-langkah penting untuk menjaga fungsi ginjal sejak dini.

Jika tidak dikendalikan, anak muda pun berisiko mengalami gagal ginjal, penyakit yang sering dikaitkan dengan usia tua. Jadi, menjaga kesehatan ginjal sejak muda adalah investasi penting untuk masa depan.

Scroll to Top