Haris Franky: Optimisme di Balik Layar Indonesia Emas 2045

Indonesia akan memasuki usia 100 tahun pada 2045, sebuah momen yang diidamkan banyak pihak. Pemerintah pun mencanangkan visi Indonesia Emas 2045, dengan harapan kemajuan pesat di berbagai sektor. Namun, realitas yang ada terkadang menimbulkan keraguan.

Di tengah optimisme dan pesimisme yang beriringan, Haris Franky, seorang pekerja kreatif di balik layar dunia hiburan Indonesia, mengungkapkan pandangannya. Meskipun dikenal karena kontribusinya dalam berbagai proyek musik dan kini menjabat sebagai content manager di Froyonion, Haris memiliki kekhawatiran terkait sistem pemerintahan dan infrastruktur di Indonesia.

Namun, secercah harapan masih terpancar dari keyakinannya terhadap generasi muda yang melek internet. Haris optimis bahwa individu-individu kreatif yang memanfaatkan internet secara bijak akan membawa perubahan positif bagi Indonesia di tahun 2045. Ia mencontohkan sosok seperti Rich Brian yang sukses berkat eksplorasi dan pembelajaran melalui internet.

Di sisi lain, perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI) dalam industri musik juga menimbulkan kegelisahan bagi Haris. Kemampuan AI menciptakan lagu secara instan memunculkan pertanyaan tentang nilai-nilai kemanusiaan dalam berkarya.

Setelah mendengarkan musik yang dihasilkan oleh band AI, Haris merasakan kekosongan. Lirik yang dihasilkan terasa generik dan tanpa makna mendalam, layaknya deskripsi umum yang dibuat oleh AI untuk menghindari konflik. Baginya, musik AI hanya berfungsi sebagai pengisi kebisingan, tanpa mampu menggerakkan pendengar untuk melakukan sesuatu yang diyakini.

Meskipun demikian, Haris tetap menaruh harapan pada generasi muda yang tumbuh di era digital. Ia percaya bahwa dengan pemanfaatan internet yang cerdas dan kreatif, mereka dapat membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

Scroll to Top