Rabies Kembali Mengancam: Enam Meninggal di AS, Waspada Penularan!

Amerika Serikat tengah menghadapi ancaman serius rabies. Data terbaru menunjukkan, enam orang dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit mematikan ini sejak September 2024. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) kini memantau potensi penyebaran rabies di 20 negara bagian.

Rabies disebabkan oleh virus yang menyerang sistem saraf pusat. Penularan umumnya terjadi melalui gigitan hewan yang terinfeksi, terutama melalui air liur. Meski jarang, goresan atau kontak dengan selaput lendir juga bisa menjadi jalur penularan. Penyakit ini sangat mematikan; begitu gejala muncul, peluang kesembuhan sangat kecil.

Gejala awal rabies seringkali menyerupai flu biasa, seperti demam, sakit kepala, dan nyeri otot. Sensasi kesemutan di area gigitan juga seringkali terjadi. Seiring waktu, kondisi penderita akan memburuk dengan cepat, ditandai dengan kebingungan, halusinasi, perilaku agresif, dan hidrofobia (ketakutan terhadap air). Kematian biasanya menyusul dalam waktu singkat.

Secara global, anjing masih menjadi penyebab utama rabies, terutama di negara-negara berkembang. Anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan. Namun, di AS, program vaksinasi hewan yang ketat membuat kasus rabies pada anjing jarang terjadi. Kini, kelelawar menjadi sumber utama penularan rabies pada manusia di AS. Hewan lain seperti rakun, rubah, sigung, dan coyote juga dapat menjadi pembawa virus ini. Ribuan kasus rabies pada hewan dilaporkan setiap tahun di AS, dengan sebagian besar terjadi pada satwa liar.

Rabies bukanlah masalah baru. Penyakit ini menyebabkan puluhan ribu kematian setiap tahun di seluruh dunia, terutama di Afrika dan Asia. Wisatawan yang berkunjung ke daerah dengan tingkat rabies tinggi, serta pekerja yang berinteraksi dengan hewan (dokter hewan, petugas pengendali hewan, peneliti satwa liar) harus sangat berhati-hati.

Pencegahan adalah kunci utama. Vaksin rabies tersedia untuk perlindungan. Vaksinasi pra-pajanan direkomendasikan bagi kelompok berisiko tinggi, diberikan dalam dua dosis dengan selang waktu tujuh hari. Vaksinasi juga tersedia bagi mereka yang sudah terpapar (tergigit atau terkena air liur hewan yang berpotensi rabies), seringkali disertai dengan pemberian imunoglobulin rabies.

Langkah-langkah pencegahan lain meliputi memastikan hewan peliharaan mendapatkan vaksin rabies secara teratur, menghindari kontak dengan satwa liar dan hewan jalanan, serta mengamankan rumah dari akses kelelawar. Jika terjadi paparan, segera cari pertolongan medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Scroll to Top