Terungkap: Operasi Rahasia Mossad di Iran Saat Konflik Sengit Israel-Iran

TEL AVIV – Sebuah dokumenter televisi Israel mengungkap detail mencengangkan tentang operasi rahasia Mossad di Iran pada awal konflik 12 hari antara Iran dan Israel pada Juni lalu. Sekitar 100 agen Mossad diterjunkan ke wilayah Iran dengan misi krusial: melumpuhkan peluncur rudal dan sistem pertahanan udara Iran.

Menurut dokumenter tersebut, para agen intelijen itu bertugas memasang dan mengoperasikan sistem rudal berat yang diselundupkan, bertujuan untuk menonaktifkan kemampuan peluncuran rudal dan pertahanan udara Teheran.

Perdana Menteri Israel saat itu, Benjamin Netanyahu, dilaporkan menyampaikan rencana operasi ini kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dengan keyakinan bahwa tindakan ini "harus dilakukan."

Operasi ini disebut-sebut sebagai misi yang belum pernah terjadi sebelumnya, baik dalam skala maupun kompleksitas teknisnya. Dilaporkan bahwa negosiasi program nuklir Iran dimulai di bawah pemerintahan Trump, yang berujung pada ultimatum 60 hari. Tepat di hari ke-61, Israel melancarkan invasi kejutan selama 12 hari, bertepatan dengan malam sebelum putaran keenam perundingan dengan Washington.

Pada hari kesembilan pertempuran udara, Amerika Serikat melancarkan serangan terhadap tiga lokasi nuklir Iran, dengan Trump kemudian mengklaim bahwa mereka telah "menghancurkan" program nuklir tersebut.

Operasi Mossad melibatkan sekitar 100 operator asing, yang menimbulkan tantangan logistik dan komando yang signifikan. Tujuan utama dari operasi ini tidak hanya untuk melumpuhkan peralatan tempur Iran, tetapi juga untuk merusak fasilitas bawah tanah, melemahkan struktur komando, dan membentuk berbagai peristiwa untuk memengaruhi kebijakan AS.

Bahkan, para pemimpin Israel dilaporkan membahas kemungkinan menargetkan Pemimpin Tertinggi Iran jika ada kesempatan yang memungkinkan.

Menteri Pertahanan Israel saat itu, Israel Katz, menyatakan, "Jika ada kesempatan, kami akan [menargetkannya]."

Netanyahu juga dilaporkan mengatakan kepada para pejabat pertahanan bahwa mereka akan menghancurkan proyek nuklir Iran sebaik mungkin, tanpa menunggu persetujuan dari AS. Kerahasiaan menjadi prioritas utama, dengan para pejabat tinggi bahkan menyembunyikan informasi dari keluarga mereka.

Brigadir Jenderal Gilad Keinan, kepala operasi Angkatan Udara Israel, mengungkapkan keyakinan dalam mengevakuasi awak yang jatuh, meskipun mengevakuasi mereka dari Iran akan menjadi tantangan yang lebih besar. Dia juga menambahkan bahwa banyak jet tempur Iran tetap berada di darat karena takut ditembak jatuh oleh pertahanan mereka sendiri.

Dokumenter tersebut mengungkapkan bahwa situs nuklir dan rudal Iran mengalami kerusakan dan sebagian material nuklir hancur dalam operasi tersebut.

Serangan udara Israel menyebabkan kematian sejumlah ilmuwan nuklir serta ratusan personel militer dan warga sipil.

Sebagai balasan, Teheran meluncurkan lebih dari 500 rudal balistik dan 1.100 pesawat tanpa awak, menyebabkan kerusakan yang meluas dan menewaskan puluhan warga sipil Israel serta satu tentara.

Scroll to Top