Dulu, kanker identik dengan usia senja. Namun, realita kini berkata lain. Kasus kanker pada usia muda, di bawah 50 tahun, melonjak secara global. Fenomena ini, dikenal sebagai early-onset cancer, menjadi perhatian serius para ahli kesehatan.
Banyak yang terkejut mendengar diagnosis kanker pada usia muda, apalagi tanpa riwayat keluarga. Apa yang sebenarnya memicu peningkatan kasus ini? Mari kita telusuri faktor-faktor krusial di balik lonjakan kasus kanker dini.
Lonjakan Kasus yang Mengkhawatirkan
Data global menunjukkan peningkatan signifikan kasus kanker pada kelompok usia muda sejak tahun 1990-an. Kanker usus besar, pankreas, dan lambung menunjukkan lonjakan tertinggi. Studi mencatat, antara 1990 hingga 2019, kasus kanker dini meningkat hampir 80 persen, diikuti peningkatan angka kematian. Tren ini tak hanya terjadi di negara maju, tetapi juga merambah negara berkembang.
Gaya Hidup Modern: Biang Keladi Utama?
Perubahan gaya hidup modern disinyalir menjadi pemicu utama. Konsumsi makanan cepat saji, minuman manis, dan makanan olahan tinggi gula serta lemak jenuh mendominasi pola makan generasi muda. Kurangnya aktivitas fisik memperparah keadaan, memicu obesitas, yang merupakan faktor risiko berbagai jenis kanker, terutama kanker usus besar.
Sebaliknya, konsumsi makanan tinggi serat, buah, dan sayuran justru melindungi dari perkembangan sel kanker. Sayangnya, kebiasaan sehat ini semakin ditinggalkan.
Mikrobioma Usus: Peran yang Terlupakan
Ilmuwan menyoroti peran mikrobioma usus, yakni kumpulan bakteri dalam sistem pencernaan. Perubahan komposisi bakteri usus, akibat pola makan buruk atau penggunaan antibiotik sejak kecil, menciptakan lingkungan yang rentan terhadap pertumbuhan kanker.
Beberapa bakteri bahkan menghasilkan racun yang merusak DNA sel usus. Jejak mutasi dari racun bakteri ini ditemukan pada pasien kanker usus, menguatkan dugaan bahwa mikrobioma berkontribusi besar terhadap kanker usia muda.
Paparan Lingkungan: Ancaman Tersembunyi
Selain faktor internal, lingkungan modern turut berperan. Bahan kimia industri seperti PFAS, yang digunakan dalam kemasan makanan dan produk rumah tangga, berpotensi memicu kanker.
Mikroplastik, yang kini ditemukan di udara, air, dan tubuh manusia, juga menjadi perhatian. Meski bukti ilmiah langsung masih terbatas, mikroplastik dapat memicu peradangan kronis yang berkaitan dengan pertumbuhan kanker.
Keterlambatan Diagnosis: Memperburuk Keadaan
Salah satu alasan mengapa kanker pada usia muda terasa lebih mematikan adalah keterlambatan diagnosis. Dokter dan pasien seringkali tidak mencurigai kanker karena usia penderita dianggap terlalu muda.
Gejala sering disamakan dengan masalah kesehatan ringan, seperti gangguan pencernaan atau kelelahan. Akibatnya, pasien baru terdiagnosis ketika kanker sudah stadium lanjut, memperkecil peluang penyembuhan.
Langkah Pencegahan: Kendalikan Risiko
Meski penyebab pasti kanker dini masih diteliti, langkah pencegahan berikut dapat mengurangi risiko:
- Pola Makan Sehat: Perbanyak buah, sayur, dan makanan kaya serat. Kurangi makanan olahan, gula, dan daging merah.
- Aktivitas Fisik Teratur: Olahraga membantu menjaga berat badan ideal dan menurunkan risiko kanker.
- Kurangi Paparan Bahan Kimia: Pilih produk rumah tangga ramah lingkungan dan minim bahan berbahaya.
- Vaksinasi HPV dan Hepatitis B: Mencegah kanker serviks dan kanker hati.
- Kesadaran Gejala: Jangan abaikan perubahan tubuh yang tidak biasa. Segera periksa jika gejala berlanjut.
- Skrining Kesehatan Lebih Dini: Pertimbangkan skrining kanker usus besar lebih awal, terutama jika ada riwayat keluarga.
Kenaikan jumlah kanker pada anak muda adalah sinyal bahwa faktor risiko penyakit ini telah berubah seiring gaya hidup dan lingkungan modern. Obesitas, diet tinggi gula dan lemak, gangguan mikrobioma usus, serta paparan bahan kimia dapat saling berhubungan, memperbesar risiko munculnya sel kanker.
Kanker bukan lagi penyakit eksklusif orang tua. Deteksi dini, perubahan gaya hidup sehat, serta pengawasan medis yang lebih baik adalah kunci untuk menekan lonjakan kasus ini. Dengan pengetahuan dan langkah pencegahan yang tepat, generasi muda dapat lebih terlindungi dari ancaman kanker.