Bendera tengkorak bertopi jerami, ikon dari anime dan manga populer One Piece, kini melampaui sekadar simbol bajak laut fiksi. Di berbagai belahan dunia, bendera ini telah menjadi representasi kuat dari perlawanan terhadap ketidakadilan dan penindasan.
Kisah One Piece, yang kaya akan tema kebebasan, persahabatan, dan perjuangan melawan sistem yang korup, telah menginspirasi para demonstran di berbagai negara. Nilai-nilai ini bergema dengan semangat para aktivis yang berusaha untuk menolak ketidakadilan dan melawan otoritas yang menindas.
Indonesia: Di Indonesia, bendera Straw Hat sering terlihat dalam demonstrasi mahasiswa sebagai simbol perlawanan rakyat yang tidak bisa dibungkam. Pengibaran bendera ini, bahkan menjelang Hari Kemerdekaan, dipandang sebagai pesan kepada pemerintah untuk mendengarkan aspirasi rakyat.
Nepal: Generasi muda di Nepal menggunakan bendera One Piece dalam aksi menuntut reformasi politik. Simbol ini mewakili keberanian mereka untuk menantang sistem politik yang lama dan berjuang demi masa depan yang lebih demokratis. Bagi mereka, bendera ini melambangkan agresi dan tekad untuk melawan segala rintangan.
Prancis: Dalam demonstrasi besar di Prancis, terutama terkait kebijakan ekonomi yang dianggap merugikan, bendera One Piece menjadi simbol solidaritas kelas pekerja. Bendera ini mewakili perlawanan terhadap ketidakadilan ekonomi dan “pemerintah dunia” versi modern dalam bentuk kebijakan neoliberal.
Filipina: Di Filipina, para aktivis kerap mengibarkan bendera Straw Hat dalam protes terhadap otoritarianisme dan pelanggaran hak asasi manusia. Mereka melihat kru Luffy sebagai representasi rakyat kecil yang bersatu melawan rezim yang kuat dan korup. Bendera ini menjadi simbol pemberontakan melawan korupsi dan ketidakadilan.
Bendera One Piece, dengan pesan universalnya tentang kebebasan dan perlawanan, terus menginspirasi gerakan sosial dan politik di seluruh dunia. Simbol ini bukan hanya bagian dari budaya populer, tetapi juga cerminan dari semangat perjuangan untuk dunia yang lebih adil.
