Kisah cinta segitiga di dunia korporat Tiongkok kembali mencuri perhatian. Seorang pemimpin wanita sebuah perusahaan di Chongqing, terjerat asmara dengan salah satu anak buahnya yang sudah berkeluarga. Tak tanggung-tanggung, sang bos wanita, yang diketahui bernama Zhu, rela mengeluarkan uang sebesar 3 juta yuan atau setara dengan Rp7 miliar, dengan harapan sang karyawan, He, bersedia menceraikan istrinya.
Motif di balik pemberian fantastis ini adalah keinginan Zhu dan He untuk memulai hidup baru bersama. Uang tersebut ditujukan sebagai kompensasi bagi istri He, Chen, beserta anak mereka. Keduanya pun menjalin hubungan selama setahun, sebelum akhirnya menyadari perbedaan yang tak bisa disatukan.
Setelah hubungan kandas, Zhu meminta kembali uang yang telah diberikan. Namun, He dan mantan istrinya menolak permintaan tersebut, mendorong Zhu untuk membawa perkara ini ke meja hijau.
Pada sidang pertama, pengadilan memenangkan Zhu. Hakim berpendapat bahwa pemberian uang tersebut melanggar norma kesusilaan dan dianggap sebagai hadiah yang tidak sah. He dan Chen diperintahkan untuk mengembalikan seluruh uang kepada Zhu.
Namun, drama belum berakhir. He dan Chen mengajukan banding. Di pengadilan tingkat yang lebih tinggi, putusan berubah. Hakim menilai Zhu tidak dapat membuktikan bahwa uang tersebut benar-benar diberikan sebagai hadiah untuk Chen. Akibatnya, klaim Zhu untuk mendapatkan kembali uangnya ditolak.
Pengadilan menyatakan bahwa uang 3 juta yuan tersebut bukanlah hadiah pribadi, melainkan dana yang diberikan atas nama He untuk menutupi biaya perceraian dan kebutuhan hidup anaknya. Lebih lanjut, pengadilan menganggap tindakan Zhu meminta pengembalian uang setelah memberikan dukungan finansial untuk perceraian He adalah tindakan yang tidak etis.
Kasus ini bukan satu-satunya di Tiongkok. Sebelumnya, pada tahun 2022, seorang wanita juga rela membayar 1,2 juta yuan kepada istri seorang pria yang dicintainya, sebagai "biaya perceraian", dengan harapan bisa merebut hati pria tersebut.
