Sumenep Genjot Imunisasi Campak Hingga Akhir September: Pengalaman Orang Tua Jadi Pengingat

Sumenep terus berupaya meningkatkan cakupan imunisasi campak hingga akhir September, menyusul pengalaman seorang anak di Kecamatan Kalianget yang sembuh dari penyakit tersebut setelah dirawat intensif.

Ahmad Dairobbi (8), kini dapat kembali bermain setelah menjalani perawatan akibat campak. Ayahnya, Narso (41), menuturkan pengalaman mendebarkan saat anaknya mengalami demam tinggi dan muncul bintik merah di sekujur tubuh. Pengalaman ini menjadi pelajaran berharga bagi keluarga Narso, dan ia berharap orang tua lain lebih waspada terhadap gejala campak serta melengkapi imunisasi anak. "Kunci utamanya pencegahan. Imunisasi lengkap sangat penting," ujarnya.

Program Outbreak Response Immunization (ORI) Campak di Sumenep diperpanjang hingga 27 September untuk mencapai target cakupan yang optimal. Hingga 22 September, Dinas Kesehatan setempat mencatat cakupan imunisasi baru mencapai 94,2 persen atau 69.713 anak dari target minimal 73.969 anak usia 9 bulan hingga 7 tahun.

Rinciannya, cakupan imunisasi pada kelompok usia 9-<12 bulan mencapai 83,0 persen (2.824 anak), usia 12-47 bulan 91,6 persen (28.603 anak), usia 4-6 tahun 99,5 persen (26.184 anak), dan usia 7 tahun 92,9 persen (12.102 anak). Beberapa kelompok usia belum memenuhi target minimal 95 persen yang dibutuhkan untuk memutus rantai penularan.

Namun, capaian imunisasi harian masih tergolong rendah, hanya 0,7 persen (579 anak) dari target minimal 4,8 persen (3.522 anak). Selain itu, baru 53,8 persen (14 dari 26) puskesmas yang telah melaporkan data cakupan.

Kepala Perwakilan UNICEF Pulau Jawa menekankan pentingnya percepatan imunisasi. Ia mengapresiasi kerja keras tenaga kesehatan, namun mengingatkan bahwa cakupan 94,2 persen masih memerlukan langkah percepatan, termasuk penguatan pelaporan dan mobilisasi masyarakat. "Satu saja anak terlewat, sudah terlalu banyak. Setiap anak harus mendapatkan imunisasi," tegasnya.

Cakupan imunisasi di bawah 95 persen berisiko memicu penyebaran kasus baru. Oleh karena itu, perpanjangan ORI Campak hingga 27 September diharapkan dapat melindungi seluruh anak. Dinas Kesehatan Sumenep mengakui keterlambatan pelaporan dari puskesmas menjadi kendala dalam pencatatan capaian. Puskesmas diminta segera mempercepat pelaporan agar pemantauan lebih akurat.

Dengan waktu yang tersisa kurang dari sepekan, pemerintah daerah bersama mitra menargetkan capaian minimal 100 persen sebelum batas akhir. Orang tua diimbau segera membawa anak ke puskesmas atau pos layanan terdekat sebelum 27 September.

Scroll to Top