Rupiah Tertekan: BI Ungkap Faktor Penyebab dan Strategi Stabilisasi

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan, dan Bank Indonesia (BI) angkat bicara mengenai penyebab serta langkah-langkah yang diambil untuk menstabilkan mata uang Garuda tersebut.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa kombinasi tekanan global dan domestik menjadi pemicu pelemahan rupiah hingga menembus level Rp 16.500 per dolar AS. Kendati demikian, BI menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Perry memaparkan, beberapa waktu lalu, rupiah sempat mengalami volatilitas tinggi bahkan sempat menembus Rp 17.000 per dolar AS ketika pengumuman tarif resiprokal oleh Presiden Donald Trump. Namun, melalui upaya stabilisasi yang intensif, rupiah berhasil menguat hingga ke level Rp 16.300 beberapa hari sebelum pernyataan tersebut.

BI berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui berbagai langkah intervensi. Intervensi ini meliputi pasar valuta asing (valas) baik di pasar non-deliverable forward maupun transaksi tunai, spot, dan domestik. Selain itu, BI juga melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder untuk meningkatkan likuiditas.

BI memandang stabilitas nilai tukar rupiah sebagai elemen krusial dalam menjaga stabilitas perekonomian secara keseluruhan. Upaya stabilisasi ini menjadi prioritas utama untuk menjaga kepercayaan pasar dan iklim investasi yang kondusif.

Scroll to Top