Presiden terpilih Prabowo Subianto menjadi pusat perhatian media asing setelah menyampaikan pidatonya di KTT Two State Solutions di PBB, yang diinisiasi oleh Arab Saudi dan Prancis. Fokus utama adalah pernyataannya mengenai pengakuan Indonesia terhadap Israel, yang dikaitkan dengan pengakuan Israel terhadap negara Palestina.
Berbagai media internasional menyoroti poin kunci dari pidato tersebut. Laman berita Turki, misalnya, menekankan bahwa Indonesia baru akan mengakui Israel setelah Israel mengakui kemerdekaan Palestina. Prabowo juga menyoroti tanggung jawab global dalam menyelesaikan masalah Palestina, yang berdampak pada masa depan Israel dan kredibilitas PBB.
Prabowo menggarisbawahi dampak kemanusiaan yang mengerikan di Gaza, dengan ribuan warga sipil tewas akibat konflik yang berkecamuk sejak Oktober. Ia mengutuk segala bentuk kekerasan terhadap warga sipil tak berdosa dan menyerukan solusi dua negara yang menjamin perdamaian abadi bagi semua pihak.
Media Malaysia juga menyoroti pernyataan Prabowo mengenai pengakuan Israel dengan syarat, serta komitmen Indonesia untuk mendukung keamanan di wilayah tersebut, termasuk dengan mengirimkan pasukan penjaga perdamaian.
Sementara itu, media India melihat pernyataan Prabowo sebagai sinyal potensi normalisasi hubungan antara Indonesia dan Israel. Pernyataan ini memicu perdebatan mengenai kebijakan luar negeri Indonesia yang selama ini dikenal berhati-hati. Hal ini juga sejalan dengan momentum global yang semakin kuat untuk pengakuan Palestina, dengan beberapa negara seperti Prancis, Kanada, dan Inggris baru-baru ini memberikan sinyal dukungan.
Pidato Prabowo di KTT PBB ini telah menarik perhatian internasional dan memicu diskusi mengenai masa depan hubungan Indonesia-Israel serta penyelesaian konflik Palestina-Israel.