Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, diperkirakan akan segera mengumumkan bahwa kesepakatan pelepasan operasional TikTok di Amerika Serikat dari perusahaan induknya, ByteDance (Tiongkok), telah memenuhi semua persyaratan hukum yang ditetapkan. Langkah ini menandakan lampu hijau bagi TikTok untuk terus beroperasi di AS.
Seorang pejabat tinggi Gedung Putih mengindikasikan bahwa Trump akan menandatangani perintah eksekutif yang secara resmi mengesahkan transaksi tersebut. Pemerintah AS meyakini bahwa pemerintah Tiongkok juga telah menyetujui kesepakatan ini dan tidak berencana untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut dengan Beijing terkait rinciannya. Meskipun demikian, masih ada beberapa dokumen tambahan yang perlu diselesaikan oleh kedua belah pihak.
Dalam kesepakatan yang diajukan, ByteDance hanya akan memegang saham minoritas, yakni di bawah 20%. Kendali atas TikTok AS akan berada di tangan konsorsium perusahaan Amerika, mitra global, dan investor baru yang tidak terafiliasi dengan ByteDance.
Beberapa investor yang terlibat dalam kesepakatan ini termasuk Oracle dan perusahaan ekuitas swasta Silver Lake. Daftar lengkap investor masih dalam tahap finalisasi, namun dipastikan akan melibatkan nama-nama besar di dunia bisnis.
Nama-nama seperti taipan media Lachlan Murdoch, pendiri Oracle Larry Ellison, dan CEO Dell Technologies Michael Dell disebut-sebut sebagai kandidat investor. Kesepakatan ini juga mewajibkan seluruh data pengguna TikTok AS disimpan di infrastruktur cloud milik Oracle.
Nilai aset TikTok di AS diperkirakan mencapai miliaran dolar. Pemerintah AS tidak akan memiliki perwakilan di dewan direksi maupun menerima "golden share" di perusahaan pemilik TikTok AS yang baru. Belum ada kejelasan apakah pemerintah AS akan menerima pembayaran sebagai bagian dari persetujuan transaksi.
Kedutaan Besar Tiongkok di Washington menyatakan kepuasannya atas negosiasi komersial yang produktif dan sesuai dengan aturan pasar. Mereka juga menggarisbawahi bahwa solusi yang dihasilkan harus mematuhi hukum Tiongkok dan memperhatikan kepentingan kedua belah pihak.
Trump sendiri berupaya menyelamatkan TikTok dari ancaman pelarangan di AS. Sebelumnya, Kongres AS telah memutuskan bahwa aplikasi dengan 170 juta pengguna di Amerika tersebut harus ditutup pada Januari 2025 jika ByteDance gagal melepaskan asetnya di AS. Namun, Trump menunda penegakan aturan tersebut hingga pertengahan Desember guna memberikan waktu bagi finalisasi kesepakatan.
Perintah eksekutif baru Trump juga akan mencakup penundaan tambahan selama 120 hari untuk memastikan investor dan ByteDance dapat menyelesaikan transaksi sepenuhnya.
Kemajuan terbaru dalam negosiasi ini dipandang sebagai terobosan penting setelah berbulan-bulan ketegangan dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.