Pemerintah menargetkan peresmian pabrik petrokimia milik PT Lotte Chemical Indonesia (PT LCI) di Cilegon pada September-Oktober 2025. Kabar ini muncul saat 19 pengusaha asal Korea Selatan melakukan pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto.
Menteri Koordinator (Menko) Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata (Danantara) akan dilibatkan dalam proyek strategis tersebut. Danantara akan bertanggung jawab untuk menindaklanjuti investasi pabrik petrokimia ini.
"Danantara akan ditugaskan untuk melakukan kajian dan tindak lanjut investasi tersebut," jelas Airlangga usai pertemuan di Istana Kepresidenan.
Lotte menawarkan peluang partisipasi bagi Indonesia dalam pengembangan proyek ini, yang langsung disambut baik oleh Presiden Prabowo. Airlangga menambahkan bahwa para pengusaha Korea Selatan sangat mengapresiasi pertemuan yang berjalan transparan dan terbuka dengan presiden.
"Ini adalah salah satu pabrik petrokimia terbesar, dan Lotte menawarkan partisipasi Indonesia, yang secara prinsip disetujui oleh presiden," ujar Airlangga.
Selain Lotte, beberapa perusahaan lain turut hadir, termasuk KB Financial yang mengelola Bukopin, serta Hyundai Motor yang menyampaikan laporan kinerja mereka di Indonesia.
Produsen baja POSCO, Pohang Steel, yang bekerja sama dengan Krakatau Steel (KRAS), juga akan memasuki fase kedua dengan pembangunan fasilitas produksi berkapasitas 10 juta ton.
Industri sejenis, Ecopro, berinvestasi hampir US$ 500 juta di Morowali, membangun pabrik katoda prekursor dan smelter nikel. KCC Glass melaporkan ekspansi investasi mereka di Batang, dengan harapan harga gas dalam negeri dapat memperoleh Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT), yang telah dibahas dengan presiden.
LX International, perusahaan batubara dan nikel, juga berencana melanjutkan investasi hingga US$ 500 miliar.