Demam Berdarah Dengue (DBD), penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui nyamuk, menjadi ancaman kesehatan global, terutama di wilayah tropis dan subtropis. Dengan jutaan kasus dilaporkan setiap tahunnya, kebutuhan akan pengobatan yang efektif sangat mendesak.
Virus dengue (DENV) memiliki empat serotipe (DENV 1-4) yang berbeda. Di Indonesia, semua serotipe ini telah tersebar, ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Sayangnya, hingga kini, belum ditemukan vaksin atau pengobatan antivirus yang benar-benar efektif melawan penyakit ini.
Penelitian terbaru dari Universitas Airlangga mengindikasikan potensi senyawa 2,4,5-trifenilimidazol sebagai agen antivirus yang menjanjikan untuk melawan virus dengue serotipe 2 (DENV-2). Senyawa organik ini terdiri dari cincin imidazol dengan tiga cincin fenil, dan telah menunjukkan aktivitas biologis seperti antibakteri, antiinflamasi, dan antivirus.
Dalam penelitian tersebut, efek senyawa 2,4,5-trifenilimidazol dievaluasi terhadap replikasi DENV-2 dalam kultur sel dan secara in silico. Hasilnya menunjukkan bahwa senyawa ini memiliki aktivitas penghambatan terhadap virus dengue serotipe 2.
Analisis in silico menggunakan aplikasi AutoDock Tools menunjukkan bahwa senyawa ini dapat berikatan dengan kompleks protein NS5 DENV-2. Konsentrasi hambat maksimal (IC50) senyawa ini terhadap virus dengue serotipe 2 adalah 27,48 mg/mL. Sementara itu, konsentrasi sitotoksik (CC50) terhadap sel Vero adalah 36,75 mikrog/mL, dengan nilai indeks selektivitas sebesar 1,46.
Temuan ini menunjukkan bahwa 2,4,5-trifenilimidazol berpotensi menjadi kandidat obat baru untuk melawan DBD. Senyawa ini menunjukkan sifat anti-replikasi virus dengue tipe 2 yang signifikan. Penelitian lebih lanjut, terutama pengujian in vivo, diperlukan untuk memvalidasi temuan ini dan membuka jalan bagi pengembangan terapi yang lebih efektif dalam melawan penyakit demam berdarah. Potensi senyawa 2,4,5-trifenilimidazol diharapkan dapat membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut, termasuk pengujian terhadap turunan imidazol lainnya, untuk menemukan solusi efektif melawan DBD.