Teleskop Antariksa James Webb (JWST) kembali memicu kehebohan di dunia astronomi. Observasi terbaru mengungkap struktur misterius berupa "manik-manik gelap" yang melayang di atas badai heksagonal raksasa di kutub utara Saturnus. Penemuan tak terduga ini menantang pemahaman kita tentang planet bercincin tersebut.
Fenomena ini terdeteksi melalui instrumen Near Infrared Spectrograph (NIRSpec) milik JWST saat mempelajari atmosfer Saturnus. Alih-alih menemukan pancaran cahaya inframerah yang diharapkan, para ilmuwan justru dikejutkan oleh pola "manik-manik gelap" yang terpisah tetapi tampak saling terhubung, serta pola bintang asimetris di bawahnya.
Heksagon Saturnus sendiri telah lama menjadi misteri. Bentuk badai raksasa ini pertama kali ditemukan oleh wahana Voyager pada tahun 1980, dan kemudian dipotret lebih detail oleh wahana Cassini yang mengorbit Saturnus selama belasan tahun.
Struktur badai tersebut berbentuk menara dengan enam sisi yang menjulang di atmosfer Saturnus, lebarnya mencapai sekitar 29.000 kilometer, lebih besar dari diameter Bumi. Ilmuwan menduga heksagon ini terbentuk akibat arus jet yang terus berputar di sekitar kutub utara Saturnus. Namun, mengapa arus tersebut membentuk pola heksagonal yang sempurna masih menjadi pertanyaan besar.
Untuk mengungkap misteri ini, tim astronom mengarahkan instrumen NIRSpec pada ionosfer dan stratosfer Saturnus. Kedua lapisan atmosfer itu terletak masing-masing sekitar 1.100 kilometer dan 600 kilometer di atas permukaan planet. Selama 10 jam, JWST melacak molekul hidrogen bermuatan positif (H3+) dan molekul metana. Dari data inilah pola aneh "manik-manik gelap" dan pola bintang asimetris terungkap. Penemuan ini membuka babak baru dalam penelitian atmosfer Saturnus, sekaligus memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru yang menantang untuk dipecahkan.