Jakarta – Pertamina Patra Niaga (PPN) mengambil langkah strategis untuk membantu SPBU swasta, seperti Shell Indonesia dan BP AKR, mengatasi masalah kekurangan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) yang belakangan ini terjadi. Pasokan BBM impor untuk SPBU swasta tersebut telah tiba di Jakarta hari ini.
Inisiatif ini merupakan respons cepat terhadap arahan pemerintah, yang diwakili oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Pertamina membuka pintu kolaborasi dengan tetap menjunjung tinggi aturan dan tata kelola perusahaan yang berlaku.
"Pertamina Patra Niaga menawarkan solusi penyediaan pasokan sesuai prosedur yang ada. Kami berharap BU swasta dapat bekerjasama dengan itikad baik, sambil tetap mematuhi regulasi dan aspek kepatuhan BUMN," ujar Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun.
Kargo base fuel yang dibutuhkan telah tiba di Jakarta dan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas). Kualitas pasokan akan dipastikan melalui join surveyor. Pertemuan intensif dengan masing-masing BU swasta akan segera diadakan untuk membahas detail kebutuhan dan rencana distribusi kepada masyarakat.
Pertamina menekankan bahwa pertemuan ini didasari oleh niat baik dan semangat kolaborasi untuk melayani masyarakat. Tujuannya adalah untuk segera mendapatkan informasi kebutuhan pasokan dari BU swasta agar penyaluran BBM dapat berjalan lancar. Langkah ini sejalan dengan arahan Menteri ESDM untuk memastikan ketersediaan stok BBM, baik subsidi maupun nonsubsidi, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Seluruh aspek komersial akan dibahas lebih lanjut, dengan penekanan pada mekanisme yang sesuai dengan koridor hukum, peraturan pemerintah, dan prinsip good corporate governance.
Pertemuan dengan BU swasta telah dilakukan dua kali. Dalam pertemuan pertama, BU swasta menyatakan kesediaannya untuk membeli produk BBM berbasis base fuel yang belum dicampur aditif dan pewarna.
Pertamina dan BU swasta juga sepakat menggunakan mekanisme harga secara open book dan melibatkan pihak independen (join surveyor) untuk memastikan kualitas produk yang disalurkan. Kesepakatan ini menjadi dasar penting bagi terjaminnya transparansi dan kepastian pasokan di lapangan.
Dalam pertemuan kedua, seluruh BU swasta hadir, termasuk Vivo, AKR, Exxon, BP, dan Shell. Beberapa perusahaan masih memerlukan waktu untuk melakukan koordinasi dengan kantor pusat global masing-masing, namun mereka menyatakan komitmen yang sama untuk segera menyampaikan kebutuhan kuota tambahan.