Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyatakan bahwa Donald Trump hanya akan pantas mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian jika ia berhasil menghentikan konflik yang sedang berlangsung di Gaza, Palestina.
Dalam wawancaranya, Macron menekankan bahwa hanya presiden Amerika Serikat yang memiliki kekuatan untuk mengubah situasi di Gaza saat ini. Ia merujuk pada pernyataan Trump di Sidang Umum PBB yang mengklaim telah menyelesaikan tujuh konflik dan berambisi meraih Nobel Perdamaian. Macron menegaskan, impian itu hanya bisa terwujud jika Trump mampu mengakhiri konflik di Gaza.
Macron mendesak Trump untuk menekan Israel agar menghentikan konflik dan membebaskan sandera yang ditahan oleh Hamas. Ia mengakui bahwa Washington memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan Israel, tidak seperti negara lain yang tidak memiliki pengaruh sebesar itu.
Selain itu, Macron juga menekankan bahwa pembentukan negara Palestina akan terwujud jika Israel mengakui keberadaannya. Ia juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa pengakuan Prancis terhadap kemerdekaan Palestina dapat dibalas oleh Israel, misalnya dengan penutupan konsulat Prancis di Yerusalem. Namun, ia menegaskan bahwa Prancis telah mempersiapkan segala kemungkinan dan akan selalu membela kepentingan negaranya.
Dalam pidatonya di PBB, Trump sempat membanggakan diri telah menghentikan tujuh perang dunia hanya dalam tujuh bulan masa jabatannya. Ia menyebut keberhasilan itu belum pernah dicapai oleh pemimpin negara mana pun. Trump juga mengklaim bahwa pencapaiannya telah memicu usulan agar ia menerima Nobel Perdamaian, namun ia lebih fokus pada "menyelamatkan nyawa".
Sebelumnya, Israel, Pakistan, dan Kamboja pernah mencalonkan Trump untuk Nobel Perdamaian karena perannya sebagai mediator dalam perjanjian perdamaian atau gencatan senjata.