Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes-P2KB) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mencatat keberhasilan signifikan dalam pelaksanaan imunisasi campak massal. Hingga 24 September, cakupan imunisasi telah mencapai 94,7% dari total target 73.969 anak.
Kepala Dinkes-P2KB Sumenep mengungkapkan bahwa sebanyak 70.038 anak telah menerima imunisasi campak dan rubella, menunjukkan komitmen tinggi dari petugas medis selama 25 hari pelaksanaan program.
Imunisasi campak massal ini menjangkau 26 puskesmas di wilayah daratan dan kepulauan Sumenep, dengan fokus pada dua kelompok usia: 9 hingga 47 bulan, serta 4 hingga 7 tahun.
Rincian cakupan per kelompok usia:
- Usia 9-12 bulan: 83,5% (2.844 dari 3.404 anak)
- Usia 12-47 bulan: 92,1% (28.773 dari 31.237 anak)
- Usia 4-6 tahun: 99,9% (26.292 dari 26.308 anak)
- Usia 7 tahun: 93,2% (12.129 dari 3.020 anak)
Puskesmas Giligenting mencatat capaian tertinggi dengan 99,1% (1.551 dari 1.565 anak), sementara Puskesmas Dungkek memiliki capaian terendah, yaitu 72,1% (1.703 dari 2.362 anak).
Dinkes-P2KB Sumenep mengapresiasi kinerja puskesmas yang telah melampaui target 95% dan terus mendorong peningkatan cakupan di puskesmas yang masih di bawah target. Koordinasi lintas sektor, khususnya di tingkat kecamatan dan desa, terus diintensifkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi campak.
Langkah-langkah strategis yang telah diambil meliputi penyediaan vaksin dan logistik kesehatan yang memadai, koordinasi dengan pemerintah daerah, edukasi masyarakat, serta penataan fasilitas kesehatan. Survei epidemiologi berkelanjutan dan analisis data kasus juga dilakukan untuk memperkuat upaya pencegahan.
Dinkes-P2KB Sumenep mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap gejala campak dan segera berkonsultasi dengan fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala. Kesadaran dan kepatuhan terhadap program imunisasi merupakan kunci utama dalam menanggulangi wabah campak.
