Tuban Genjot Pengendalian Penyakit Menular Prioritas: TBC, DBD, dan Imunisasi Jadi Fokus Utama

Pemerintah Kabupaten Tuban melalui Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) menggelar rapat koordinasi strategis guna memperkuat penanganan penyakit menular yang menjadi prioritas, yakni Tuberkulosis (TBC), Demam Berdarah Dengue (DBD), serta peningkatan cakupan imunisasi. Rapat yang diselenggarakan di Ruang Rapat Dandang Wacana Sekretariat Daerah ini menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor demi kesehatan masyarakat Bumi Wali.

Wakil Bupati Tuban, Joko Sarwono, menyoroti status Indonesia sebagai negara dengan beban TBC tertinggi kedua di dunia. Guna mendukung target pemerintah pusat untuk eliminasi TBC pada tahun 2030, Kabupaten Tuban berupaya mempercepat pencapaian indikator melalui pembentukan Desa Siaga TBC di setiap kecamatan. "Meskipun penemuan kasus TBC di Tuban telah mencapai 54 persen dari target 90 persen, investigasi kontak 58 persen, dan terapi pencegahan 17,5 persen, sinergi yang lebih solid dari seluruh pihak sangat diperlukan agar target dapat terealisasi," tegasnya.

Selain TBC, kewaspadaan terhadap DBD juga menjadi perhatian serius. Data menunjukkan peningkatan kasus DBD dari Januari hingga Agustus 2025 mencapai 683 kasus dengan 12 kasus kematian. Wakil Bupati mengajak masyarakat untuk menggiatkan kembali gerakan 3M Plus dan mengaktifkan program satu rumah satu pemantau jentik.

Program imunisasi turut menjadi fokus utama. Joko menekankan imunisasi sebagai langkah pencegahan paling efektif dalam membentuk kekebalan kelompok dan melindungi anak-anak.

Plt. Kepala Dinkes P2KB Tuban, drg. Roikan, memaparkan secara detail kondisi terkini terkait penanganan penyakit menular. Untuk TBC, Kabupaten Tuban memiliki 39 fasilitas kesehatan mikroskopis, 8 fasilitas pemeriksa TCM, serta 1 rumah sakit layanan TBC RO. Upaya peningkatan capaian indikator, terutama dalam penemuan kasus dan terapi pencegahan, terus dilakukan.

Terkait DBD, drg. Roikan menyampaikan peningkatan jumlah kasus DBD pada tahun 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Pengendalian ditingkatkan melalui program Pemberantasan Sarang Nyamuk 3M Plus dan pemantauan jentik di tiap rumah. “Angka kematian akibat DBD tahun ini mencapai 12 orang, meningkat dari 7 orang tahun 2024. Tantangan utama adalah optimalisasi PSN 3M Plus dan pelaporan angka bebas jentik,” jelasnya.

Dalam hal imunisasi, capaian Kabupaten Tuban hingga Agustus 2025 berada pada kisaran 50-60 persen. Dari 33 puskesmas, 7 di antaranya telah membentuk Desa Imunisasi Mantap (IMAN). Dinkes telah menerbitkan surat edaran untuk akselerasi layanan imunisasi, mendukung distribusi vaksin, serta melakukan supervisi dan bimbingan teknis.

Drg. Roikan juga menyampaikan perkembangan Universal Health Coverage (UHC) Tuban yang telah mencapai 94,37 persen, dengan tingkat keaktifan peserta 73,74 persen. “Masih ada sekitar 53 ribu jiwa yang perlu kita dorong agar target UHC 98,6 persen tercapai. Koordinasi lintas OPD sangat dibutuhkan untuk mencapai hal tersebut,” pungkasnya.

Rapat koordinasi ini diharapkan menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara pemerintah daerah, puskesmas, rumah sakit, pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan tokoh agama untuk memperluas capaian pengendalian penyakit menular di Kabupaten Tuban.

Scroll to Top