Chelsea dan Kutukan Kiper Medioker: Mampukah ‘Si Biru’ Mengakhiri Tren Negatif?

Chelsea, klub yang dikenal gemar berinvestasi besar dalam skuad, tampaknya masih bergelut dengan masalah klasik: penjaga gawang berkualitas. Meski telah menghabiskan dana fantastis, lini belakang ‘Si Biru’ dinilai belum mampu menghadirkan rasa aman bagi para penggemar.

Saat ini, Chelsea mengandalkan tiga nama di bawah mistar: Robert Sanchez, Filip Jorgensen, dan Gabriel Slonina. Jorgensen berhasil mengantarkan Chelsea meraih gelar UEFA Conference League musim lalu, sementara Sanchez turut merasakan manisnya juara Piala Dunia Antarklub 2025. Namun, bagi sebagian pengamat, termasuk mantan pemain Arsenal, kualitas para kiper Chelsea masih jauh dari harapan.

Sanchez menjadi sorotan setelah melakukan blunder fatal saat Chelsea dikalahkan MU dengan skor 1-2. Sementara itu, Jorgensen dan Slonina masih tergolong muda dan membutuhkan lebih banyak pengalaman untuk matang. Jorgensen saat ini berusia 23 tahun, sedangkan Slonina masih 21 tahun.

Sebelumnya, Chelsea dikabarkan tertarik memboyong Mike Maignan dan Gianluigi Donnarumma. Namun, Donnarumma telah berlabuh ke Man City, sementara Maignan masih berpotensi didatangkan mengingat kontraknya di Milan akan berakhir pada musim panas 2026. MU juga dikabarkan meminati jasa kiper asal Prancis tersebut.

Dalam kurun waktu 10 musim terakhir, Chelsea telah menggelontorkan 200 juta Euro atau setara dengan Rp 3,9 triliun untuk membeli 11 kiper. Edouard Mendy dan Kepa Arrizabalaga sempat menunjukkan performa menjanjikan, namun akhirnya memilih hengkang dari Stamford Bridge.

Kenangan indah era Petr Cech, yang mencatatkan rekor 161 clean sheet di Premier League, masih terpatri kuat di benak para penggemar Chelsea. Setelah Cech, hadir pula Thibaut Courtois, namun kariernya di Stamford Bridge terbilang singkat.

Mampukah Chelsea mengakhiri kutukan kiper medioker dan menemukan sosok penjaga gawang tangguh yang dapat mengantarkan mereka meraih gelar juara? Waktu akan menjawabnya.

Scroll to Top