Kota Pekalongan Gencar Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi dengan Program Saber AKI/AKB

Pemerintah Kota Pekalongan terus berupaya meningkatkan kesehatan masyarakat dan menekan angka kematian ibu (AKI) serta angka kematian bayi balita (AKB) melalui program unggulan, Sapu Bersih AKI/AKB (Saber AKI/AKB). Kegiatan ini kembali dilaksanakan pada Selasa, 23 September 2025, di Puskesmas Noyontaan dan Puskesmas Pekalongan Selatan.

Menurut keterangan Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, inisiatif Saber AKI/AKB lahir karena masih adanya kasus kematian ibu hamil dan balita di wilayahnya. Pencegahan dini dianggap krusial untuk mencegah kondisi kesehatan yang memburuk.

Saber AKI/AKB dirancang sebagai solusi inovatif untuk meminimalkan risiko kematian ibu dan balita. Program ini berfokus pada deteksi dini faktor risiko, sehingga tindakan medis dapat segera dilakukan. Dengan deteksi dini, peluang keselamatan ibu dan bayi diharapkan meningkat secara signifikan.

Pelaksanaan Saber AKI/AKB di kedua puskesmas tersebut menyasar 20 ibu hamil dan 30 bayi balita. Pemeriksaan komprehensif dilakukan oleh tim medis yang terdiri dari dokter spesialis anak dan dokter spesialis kandungan.

Skrining meliputi pemeriksaan fisik, penilaian status gizi, serta identifikasi potensi risiko kesehatan. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan adanya beberapa kasus anemia pada balita. Balita dengan anemia berat atau gizi buruk langsung dirujuk ke rumah sakit untuk perawatan intensif. Sementara itu, balita dengan anemia ringan hingga sedang diberikan suplemen gizi sebagai intervensi.

Pada ibu hamil yang memerlukan penanganan lebih lanjut, rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut segera dilakukan. Ibu hamil yang hanya memerlukan pemantauan rutin tetap mendapatkan pengawasan di puskesmas wilayah masing-masing.

Program Saber AKI/AKB direncanakan berlangsung secara bergilir setiap bulan di salah satu puskesmas di setiap kecamatan. Dengan demikian, seluruh kecamatan di Kota Pekalongan dapat merasakan manfaat program ini dalam setahun.

Pemerintah Kota Pekalongan mengimbau ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan minimal enam kali selama masa kehamilan, baik di puskesmas maupun fasilitas kesehatan lainnya. Masyarakat juga diimbau untuk segera mencari pertolongan medis di fasilitas kesehatan terdekat jika muncul tanda bahaya pada kehamilan, persalinan, atau masa nifas.

Orang tua balita juga dianjurkan untuk memantau pertumbuhan anak setiap bulan melalui posyandu atau fasilitas kesehatan. Pemantauan rutin ini penting untuk memastikan tumbuh kembang anak berjalan optimal dan mencegah keterlambatan penanganan jika ditemukan masalah kesehatan.

Scroll to Top