Menu Makan Bergizi Gratis Dikritik, Pemerintah Beri Tanggapan

Program makan bergizi gratis (MBG) yang tengah berjalan menuai sorotan dari berbagai pihak, termasuk ahli gizi dr. Tan Shot Yen. Beliau mempertanyakan pilihan menu seperti burger dan spageti yang dinilai kurang tepat untuk anak-anak Indonesia.

Menanggapi kritik tersebut, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa variasi menu MBG seringkali disesuaikan dengan permintaan anak-anak agar mereka tidak merasa bosan.

"Sering kali variasi itu muncul karena permintaan anak-anak, supaya mereka tertarik dan tidak bosan," ungkap Dadan.

Lebih lanjut, Dadan menegaskan bahwa setiap masukan dan kritik dari masyarakat terkait program MBG akan menjadi bahan evaluasi bagi BGN. "Tentu saja, semua kritik dan saran akan kami jadikan evaluasi," tegasnya.

Sebelumnya, dr. Tan Shot Yen menyoroti menu MBG yang menyajikan burger dan spageti di beberapa daerah. Ia merasa heran mengapa anak-anak Indonesia justru dikenalkan dengan olahan gandum yang notabene bukan berasal dari Indonesia.

"Yang dibagi itu burger. Tepung terigu itu tidak tumbuh di bumi Indonesia. Anak muda tidak tahu kalau gandum itu tidak tumbuh di sini," ujar Tan dalam sebuah kesempatan diskusi.

Ia juga menambahkan, "Dibagi spageti, dibagi Bakmi Gacoan. Isi burgernya pun dibuat seolah-olah mewah, misalnya diberi chicken katsu agar terlihat bagus."

Scroll to Top