Pacitan – Drama perburuan AS (45), pelaku pembacokan mantan mertua dan keluarganya di Dusun Drono, Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Pacitan, mencapai titik akhir yang tragis. Setelah lima hari menghilang, jasadnya ditemukan tidak bernyawa di sebuah jurang, berjarak hanya dua kilometer dari lokasi kejadian pembacokan.
Mayat seorang pria ditemukan di jurang di wilayah Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Pacitan. Lokasi penemuan hanya sekitar dua kilometer dari tempat terjadinya aksi kekerasan yang menewaskan satu orang dan melukai beberapa lainnya lima hari sebelumnya.
Setelah proses evakuasi yang melibatkan tim gabungan, jenazah dibawa ke RSUD dr. Darsono untuk pemeriksaan lebih lanjut. Identifikasi dilakukan oleh tim Inafis bersama dokter forensik, disaksikan langsung oleh Kapolres Pacitan AKBP Ayub Diponegoro Azhar. Hasilnya menunjukkan ciri-ciri fisik jenazah identik dengan AS, pelaku pembacokan.
"Kami juga menghadirkan anak dari tersangka, yang mengkonfirmasi bahwa pakaian yang digunakan adalah milik tersangka dan dikenakan saat kejadian serta saat melarikan diri ke hutan," ungkapnya.
Kapolres mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan menunggu keterangan resmi dari pihak kepolisian. Masyarakat juga diminta untuk tidak menyebarkan informasi atau foto terkait penemuan mayat tersebut yang dapat menimbulkan penafsiran yang salah atau berita bohong.
Kapolres juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pencarian. "Kami atas nama Polres Pacitan mengucapkan terima kasih kepada aparat gabungan TNI/Polri, tim K9, dan terutama warga Desa Temon," ujarnya.
Sebelumnya, Dusun Drono dilanda ketegangan setelah seorang wanita bernama Timi (60), mantan mertua pelaku, tewas dibacok. Empat anggota keluarga lainnya juga terluka akibat serangan AS.
Peristiwa terjadi pada Sabtu (20/9) malam sekitar pukul 19.00 WIB. Pelaku mendatangi rumah mantan istrinya yang sudah resmi bercerai empat bulan lalu. Setibanya di sana, AS langsung menyerang dengan membacok seisi rumah menggunakan senjata tajam.
"Korban meninggal telah dimakamkan. Sementara korban luka yang sebagian besar mengalami luka bacok di leher sedang menjalani perawatan di rumah sakit," jelasnya.
Diduga karena tidak terima mantan istrinya akan menikah lagi dengan pria lain, AS melampiaskan amarahnya dengan menganiaya mantan istri dan keluarganya.
Tragisnya, korban penganiayaan bertambah ketika ANS, seorang bocah kelas 5 SD, meninggal dunia setelah sempat dirawat di rumah sakit di Yogyakarta. Jenazah ANS juga telah dimakamkan. "Iya betul (korban ANS meninggal)," kata Kepala Desa Temon Jamiatin.
Dr. Netty Nurnaningtyas dari RSUD dr. Darsono Pacitan menjelaskan bahwa ANS mengalami luka berat di kepala bagian depan dan belakang serta pendarahan otak yang menyebabkan penurunan kesadaran.
Selain ANS dan Timi yang meninggal, korban lain yang masih dirawat adalah Miswati. Dua korban lainnya, Miskun dan Eki, telah diperbolehkan pulang.
Sebelum penemuan jasad AS, polisi memperkuat pencarian dengan tim K9 Polda Jatim. AS diketahui membawa senjata tajam dan melarikan diri ke hutan setelah melakukan penganiayaan.
Setelah lima hari pengejaran, pelarian AS berakhir dengan ditemukannya ia tak bernyawa di dasar jurang, mengakhiri rangkaian tragedi berdarah di Desa Temon.