Netanyahu Geram: Pengakuan Negara Palestina Dikecam di Tengah Isu Perdamaian Timur Tengah

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melontarkan kecaman keras terhadap para pemimpin negara Barat dan beberapa negara lain yang telah mengakui Negara Palestina. Pernyataan ini disampaikan saat ia bersiap terbang ke Amerika Serikat (AS) untuk serangkaian pertemuan penting, termasuk di Gedung Putih dan pidato di Majelis Umum PBB.

Kegeraman Netanyahu ini muncul setelah pertemuan puncak khusus yang dipimpin oleh Prancis dan Arab Saudi di sela-sela Sidang Umum PBB ke-80. Pertemuan itu dihadiri oleh sejumlah pemerintah Barat yang mendukung pengakuan Negara Palestina, di tengah situasi yang memanas akibat konflik berkepanjangan di Gaza.

"Di Sidang Umum, saya akan menyuarakan kebenaran kami, kebenaran warga Israel, kebenaran tentara kami, kebenaran bangsa kami," tegas Netanyahu sebelum keberangkatannya.

Ia mengecam para pemimpin yang, menurutnya, lebih memilih memberi negara kepada para pelaku kekerasan daripada mengutuk tindakan mereka. "Ini tidak akan terjadi," serunya.

Sebelumnya, Netanyahu juga menegaskan bahwa pengakuan terhadap Negara Palestina, termasuk oleh Inggris dan Prancis, tidak mengikat Israel dalam bentuk apapun. Ia menganggapnya sebagai bentuk menyerah pada terorisme Palestina.

Di Washington, Netanyahu dijadwalkan bertemu dengan Presiden AS, dengan harapan dapat menyampaikan visinya tentang "perdamaian" Israel. Ia juga akan membahas tujuan utama perang, termasuk pembebasan sandera, penghancuran Hamas, dan perluasan jangkauan perdamaian.

Sementara itu, utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengisyaratkan adanya potensi terobosan terkait Gaza dalam waktu dekat. Ia mengungkapkan bahwa Presiden AS telah menyampaikan rencana perdamaian kepada negara-negara Arab dan Islam.

"Kami berharap, dan bahkan bisa dibilang yakin, bahwa dalam beberapa hari mendatang kami akan dapat mengumumkan semacam terobosan," ungkap Witkoff, tanpa memberikan rincian lebih lanjut mengenai rencana tersebut.

Scroll to Top