Terobosan Baru? Rencana Trump Akhiri Perang Gaza Permanen Muncul di Sidang Umum PBB

NEW YORK – Sebuah usulan mengejutkan datang dari mantan Presiden AS, Donald Trump, di tengah Sidang Umum PBB (UNGA) yang berlangsung di New York. Sebuah rencana komprehensif berisi 21 poin diajukan kepada para pemimpin negara-negara Muslim, menawarkan solusi untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina di Gaza secara permanen.

Inti dari rencana ini adalah gencatan senjata abadi yang diikuti dengan penempatan pasukan internasional di Jalur Gaza. Tidak ada pemindahan paksa warga Palestina yang diperbolehkan, menjadi fondasi penting dalam proposal ini. Usulan ini didasarkan pada upaya mediasi sebelumnya yang dipimpin oleh utusan AS, Steve Witkoff.

Detail rencana ini mencakup pembebasan seluruh sandera secara serentak dan penarikan pasukan Israel ke posisi sebelum gencatan senjata dua bulan yang terjadi di awal tahun. Setelah itu, penarikan penuh akan dilakukan setelah pasukan stabilisasi internasional ditempatkan.

Pengelolaan Gaza pasca-konflik akan diawasi oleh "badan pengawas internasional," yang membawahi komite Palestina yang bertugas mengelola Gaza untuk sementara waktu. Hamas tidak akan dilibatkan dalam pemerintahan Gaza di masa depan. Meskipun detail mengenai anggota komite Palestina ini belum jelas, Otoritas Palestina (PA) diharapkan memainkan peran penting, yang diperluas dengan dukungan dari negara-negara Arab dan Muslim.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, selama ini menolak keterlibatan PA dalam pemerintahan Gaza pasca-perang. Israel juga bersikeras tidak memiliki rencana untuk mengakhiri perang dan membantah akan menggusur warga Palestina secara paksa dari Gaza.

Trump berjanji rencana ini tidak akan mengizinkan aneksasi Tepi Barat.

Witkoff optimis bahwa "terobosan" mungkin akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang. Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan kesiapannya untuk memasuki Gaza dan melaksanakan rencana baru Trump.

Namun, rintangan tetap ada. Tujuan Netanyahu untuk menghancurkan Hamas sepenuhnya, yang dianggap mustahil oleh para pejabat AS, menjadi alasan potensial untuk keberlanjutan operasi militer Israel di Gaza.

Pertemuan tertutup di sela-sela KTT PBB ini dihadiri oleh para pemimpin dari berbagai negara, termasuk Turki, Qatar, Arab Saudi, Mesir, Pakistan, Yordania, Indonesia, dan Uni Emirat Arab. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyebut diskusi tersebut "berbuah."

Hingga akhir September 2025, diperkirakan masih ada puluhan sandera di Gaza, dan pembebasan mereka merupakan prasyarat mutlak untuk keberhasilan rencana ini.

Trump juga memberikan jaminan kepada para pemimpin Muslim bahwa ia tidak akan mengizinkan Netanyahu mencaplok Tepi Barat yang diduduki, sebuah janji yang mengejutkan mengingat sejarah aneksasi de facto dan sikap acuh tak acuh para pejabat AS terhadap isu ini. Janji Trump mencakup jaminan aneksasi di samping rencana pemerintahan dan keamanan pascaperang.

Scroll to Top