Perubahan Dramatis: Trump Kini Dukung Penuh Ukraina Rebut Wilayah dari Rusia

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, membuat kejutan dengan perubahan sikap drastis terkait konflik Rusia-Ukraina. Berbeda dengan pandangan sebelumnya yang terkesan mengagumi Vladimir Putin, kini Trump menyatakan keyakinannya bahwa Ukraina mampu merebut kembali seluruh wilayahnya, bahkan lebih.

Pernyataan ini muncul setelah pertemuan Trump dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, di sela-sela Sidang Umum PBB di New York. Trump mengklaim memiliki pemahaman mendalam tentang situasi militer dan ekonomi kedua negara.

"Saya pikir Ukraina, dengan dukungan Uni Eropa, dapat berjuang dan merebut kembali seluruh wilayah dalam bentuk aslinya," tulis Trump di platform Truth Social. Ia menambahkan bahwa dengan waktu, kesabaran, dan bantuan finansial dari Eropa, khususnya NATO, pemulihan wilayah yang menjadi awal mula perang bukanlah hal yang mustahil. Trump bahkan menyebut Rusia berisiko menjadi "macan kertas" karena keterbatasan keberhasilan militernya.

Zelensky menyambut pernyataan ini dengan optimisme, menyebutnya sebagai kejutan yang menggembirakan dan melihat sinyal positif bahwa Amerika akan mendukung Ukraina hingga perang usai. Ia menggambarkan pertemuannya dengan Trump berjalan baik dan lebih mendalam dibandingkan sebelumnya.

Namun, perubahan retorika Trump ini menuai reaksi beragam di Ukraina. Sebagian pihak melihat ini sebagai sinyal positif dukungan yang lebih konkret dari AS, terutama dalam hal penjualan senjata dan tekanan ekonomi terhadap Rusia. Mykhailo Podolyak, Penasehat Kantor Kepresidenan Ukraina, menduga perubahan ini dipicu oleh kesadaran Trump bahwa Putin telah menghancurkan reputasinya sendiri.

Sebaliknya, pihak oposisi memperingatkan agar tidak terlalu berharap. Oleksiy Honcharenko dari "Solidaritas Eropa" menganggap pernyataan Trump hanya upaya mencuci tangan dari konflik ini. Sementara Jaroslav Zhelezniak dari Partai "Holos" menilai tidak ada yang baru dari ucapan Trump dan tidak ada yang bisa diharapkan setelah ini.

Para analis memiliki pandangan berbeda mengenai alasan di balik perubahan sikap Trump. Dmytro Lewus dari Pusat Riset Sosial "Ukrainian Meridian" meyakini ini adalah hasil kerja keras diplomatik Ukraina dan mitra Eropanya, serta kekecewaan Trump terhadap sikap arogan Rusia. Namun, Oleksandr Kraiev dari Ukrainian Prism skeptis, menganggap ini hanya "diplomasi burung beo" dari Trump yang mengulangi apa yang baru-baru ini didengarnya untuk mencapai kesepakatan.

Taras Beresovets, seorang perencana strategi politik, menduga retorika baru Trump lebih berkaitan dengan perubahan taktik Amerika terhadap China. Ia melihat ini sebagai upaya menaikkan taruhan terhadap Beijing, musuh yang dianggap utama oleh Trump.

Terlepas dari motif di balik perubahan sikap Trump, dampaknya terhadap dinamika konflik Rusia-Ukraina masih belum pasti. Hanya waktu yang akan membuktikan apakah dukungan ini akan terwujud dalam tindakan nyata dan membantu Ukraina merebut kembali wilayahnya.

Scroll to Top